headlines

08 Mei 2009

Special Edition: Happy Mother's Day 2009


Bulan Mei selalu merupakan bulan yang istimewa....

Berbagai peristiwa terjadi di bulan Mei ini....dari international Mother’s Day di tanggal 10 Mei, kemudian kenangan hitam akan sejarah kelam bangsa Indonesia yaitu Kerusuhan Mei 98 dan masih ada lagi tonggak sejarah bangsa ini yaitu lahirnya Keajaiban Dunia ke 8, Lumpur Lapindo di Porong sana, yang lahir juga di bulan Mei tahun 2006....

Untuk memeringati Mother’s Day 2009 ini, KoKi akan menampilkan kumpulan tulisan Mother’s Day 2006 dan Mother’s Day 2007....Untuk edisi Mother’s Day 2008 rasanya belum lama berlalu dan untuk 2009 ini rasanya masih banyak KoKiers yang kebingungan ke mana akan kirim artikel, dan kemungkinan besar masih merasa asing di gubuk penampungan sementara di Blogspot ini....

Untuk Ibunda kita semua.....dan tentu saja....untuk Z yang sudah menjadi ‘ibunda’ dari anak-anak Indonesia di 166 negara selama 3 tahun ini....

Happy Mother’s Day 2009.......

Mother, how are you today?
Here is a note from your daughter.
With me everything is ok.
Mother, how are you today?

Mother, don't worry, I'm fine.

Promise to see you this summer.
This time there will be no delay.
Mother, how are you today?

Maywood









10 May 2006
Happy Mother’s Day.. (Amerika, Jakarta)

Sejak Taman Kanak-kanak -bahkan mungkin sebelum itu- lagu "Kasih Ibu" sering kita dengar. Ibu senang bersenandung untuk kita menjelang tidur. ... Kasih ibu kepada beta/tak terhingga sepanjang masa/hanya memberi/tak harap kembali/bagai sang surya menyinari dunia ..


Tetapi, rasanya agak "kuno" ya, anak-anak sekarang tak begitu menggemari nyanyian itu, lagu "Bunda" milik Potret lebih terasa greget-nya bagi mereka. Saya kutip sebagian: .. kata mereka diriku selalu dimanja/ kata mereka diriku selalu ditimang/ oh bunda ada dan tiada dirimu/ kau selalu ada didalam hatiku ... (saya merinding setiap kali mendengar Melly Goeslaw menyanyikannya, Anda bisa mendengarkannya di
http://www.geocities.com/soho/1823/pop/potret/bunda.htm)

Mengapa kita mendendangkan lagu "Bunda" hari ini? Ada pembaca Koki menulis soal hari ibu. Hari Ibu di Tanah Air diperingati 22 Desember, sementara di Amerika Serikat, Kanada dan sebagian Eropa, Mother’s Day, dirayakan meriah pada hari Minggu kedua bulan Mei. Walau diperingati dalam waktu berbeda, intinya tetap sama, untuk menghargai dan memperingati jasa para ibu. Pada hari ini, anak-anak memperlihatkan secara istimewa bahwa mereka menghormati dan menyayangi Sang Ibu.

Seorang ibu tentu memiliki arti tersendiri buat anaknya. Ibu sering digambarkan sebagai sosok lemah lembut, sabar, memanjakan, dan siap mengorbankan jiwa raganya demi anak-anaknya. Kasihnya diberikan tanpa pamrih, melewati batas ruang dan waktu (seperti digambarkan Dewa Mahendra dan Dian di Houston di bawah nanti). Tetapi, apakah semua wanita yang memiliki anak, pantas mendapat gelar ibu dengan kasih sayang tanpa batas itu? Ibu bukanlah malaikat. Sikap ibu tidak selalu penuh kasih, bisa pemarah, judes, tukang ngomel, penuntut, bahkan bisa lebih seram lagi, banyak anak menjadi korban kekasaran ibu kandungnya (baik secara fisik maupun psikis) -- seperti pernah dibahas di kolom ini.

Sebagian besar perempuan (sebab tidak semuanya), di mana pun, mempunyai cita-cita menjadi ibu. Dalam arti hamil, melahirkan, dan mengasuh anak. Tetapi, tanpa bermaksud mengecilkan pekerjaan ibu rumah tangga, Grace di Amerika melontarkan pertanyaan apakah di era modern ini naluri keibuan cukup dipenuhi dengan cara-cara seperti itu? Apakah adil bagi Arty di Jakarta, misalnya, bila pasangannya secara sepihak melarangnya bekerja sebagai pramugari, padahal kesempatan meniti karier dan mengembangkan minatnya terbentang luas dihadapannya (terlepas bahwa dalam suratnya ia merasa bahagia dengan kehidupannya sekarang).

Seperti Sarimin-san yang mengagumi kata-kata Dian di Houston bahwa hidup ini adalah pilihan -- yang orang lain tak bisa mengatakan pilihan yang satu lebih baik dari yang lainnya-- maka kitalah yang berhak menentukan citra diri kita sendiri. Kita yang menentukan nilai diri kita, dan menentukan seberapa besar kebahagiaan yang kita inginkan. (Barangkali ini jawaban bagi Dian di Bandung yang bertanya: "Haruskah saya bercerai?")

Menjadi seorang ibu entah sebagai wanita karier atau ibu rumah tangga, tak harus seperti yang digambarkan selama ini. Secara lebih luas saya mengagumi peran yang dijalani Ibu Teresa, yang bekerja siang malam untuk mereka yang paling telantar dan paling menderita, mereka yang tidak dicintai dan tidak dipedulikan, tanpa membedakan suku, ras, golongan, derajat, bangsa, dan agamanya. Semuanya menjadi satu karena kekuatan cintanya. Cinta seorang wanita yang mengatasi batas-batas ruang dan waktu.

Siapapun wanita itu, apakah dia ibu rumah tangga, wanita karier, atau lajang sekali pun, rasanya bisa menjadi "ibu" bagi orang-orang di sekelilingnya. Tak hanya bagi mereka yang sakit, melarat, kelaparan dan kesepian secara fisik, tetapi bagi orang lain yang kehausan pengetahuan, harapan, kedamaian, kebenaran, keadilan, dan cinta. Wanita-wanita yang menunjukkan empati pada penderitaan -- sebuah talenta lebih yang secara empiris relatif dimiliki wanita ketimbang pria. Namun, seperti dikatakan ibu Teresa, "Melakukan hal-hal yang kecil dengan cinta yang besar memang sederhana untuk didengar, tetapi tidak mudah untuk dilakukan."

Selamat hari ibu bagi wanita di seluruh dunia ...


Mother’s day
(Dian-Houston, Amerika)


Dear Zev,

Hari minggu tanggal 14 May ini adalah hari ibu di US. Berikut saya kopikan sekelumit cerita kecil tentang saya dan ibu yang saya kutipkan dari catatan harian saya pribadi. Ibu saya tinggal di Indonesia, sementara saya tinggal di US. Mudah-mudahan bisa menjadi pelepas kangen para pembaca yang tinggal jauh terpisah dari ibu mereka. Salam dari Houston yang sudah mulai terasa summer.

Ibu dan putrinya, Melbourne 1997.

Di depan jendela apartment, tumbuh sebuah pohon apel. Ketika musimnya tiba, buahnya kerap berserakan ditanah, menjadi mainan anak-anak pulang sekolah: menjadi bola, ditendang kesana kemari dan dilempar, dan jadi bahan injakan.

Ketika saya kecil, apel menjadi bagian mimpi yang tidak pernah jadi kenyataan. Di filem-filem bioskop murah, di TV tetangga, kerap saya melihat orang makan apel. Membayangkan renyahnya ketika tergigit seakan menjadi bunyi termerdu yang sangat ingin didengar.

Di deretan rumah-rumah sempit dan gang becek saya tumbuh. dan karenanya saya tidak pernah saya meminta sesuatu pada ibu, tetapi saya ingat menjelang lulus sekolah dasar, saya meminta hadiah boleh makan ayam goreng dan apel jika saya menjadi juara. Apel dan ayam goreng yang nyaris tidak ada dalam kamus makanan kami sekeluarga. Bahkan di hari Natal sekalipun. Ibu tersenyum dan mengiyakan. Lalu ia terdiam.

Ketika saat itu tiba, dengan bangga saya pulang bergegas. Melewati gang sempit, berliku dan pasar becek. Menyusuri rumah-rumah petak berdesakan. Membayangkan apel terhidang diatas meja. Bayangan rasa renyah apel dan gurih nya ayam goreng membuat air liur saya menitik deras. .

Siang itu rumah tampak sepi dan sangat lengang. Dengan dada berdegup saya buka lemari makan dengan harapan membumbung. Potongan pepaya dan tempe goreng tersaji dalam piring kaleng berwarna hijau muda. Tidak ada ayam goreng. Apalagi apel. Ibu pasti tidak lupa kalau hari itu adalah hari pembagian ijasah SD.

Lalu saya menangis terisak.
Tidak berteriak.
Merasa sangat percuma menghabiskan waktu berjam-jam belajar.
Merasa tidak ada gunanya selembar kertas ijasah SD dengan nilai terbaik.
Saya dengar jejak kaki ibu perlahan.
Lalu ia diam disudut.
Hanya sanggup berkata: "Sekolah yang pinter, nanti beli apel sendiri"
Kalimatnya itu tentu tidak meredakan isakan putus asa.


Bertahun berselang. Saya tumbuh dan saya simpan kenangan kecil itu hingga dewasa. Saya tinggal di Melbourne dan berbekal uang tabungan saya mengajaknya berkunjung pada apartement kami. Kakinya sudah tak lagi kuat berjalan jauh. Rambutnya tak lagi selembarpun hitam. Bapak tak lagi bersama kami; dan tulang punggungnya yang bengkok dan rematik memaksanya untuk lebih banyak hanya duduk dan mengamati sekitar.

Ibu datang ketika Melbourne sedang musim apel. Siapa tidak kenal Victoria Market dengan seribu satu macam apelnya . Ada yang merah, hijau, keunguan, dan kuning. Yang bulat, lonjong, yang besar dan kecil. Saya genggam tanggannya. Ditengah pasar, diantara apel-apel, saya katakan padanya bahwa saya sudah sekolah pinter dan jauh, dan bisa membeli apel sendiri.

Kali ini ia terisak kembali.
Lalu ia dekap saya erat-erat.
Seolah ditemukannya kembali gadis kecil yang dulu dikecewakannya.


Setiap kali saya melihat apel berserakan didekat jendela apartement, setiap kali itu pula rasa rindu seakan tak tertahankan. Rindu pulang pada ibu.

Ditulis kembali di Houston, April’06, untuk setiap ibu yang dalam doanya menyebut banyak mimpi anak-anaknya.



Harga seorang ibu rumah tangga “selamat hari ibu”
(Dewa Mahendra-Amerika)


Kebetulan di Amerika hari ibu jatuh pada tanggal 14 Mei. Hampir semua tempat perbelanjan memberikan diskon besar-besaran bagi mereka yang ingin berbelanja hadiah bagi kaum ibu.

Kebetulan beberapa hari yang lalu ada artikel yang merperkirakan nilai seorang ibu rumah tangga bila diukur dengan gaji atau upah pertahun. Disitu ditulis bahwa ibu rumah tangga layak diberikan gaji lebih dari 100 ribu dollar amerika pertahun, atau sama dengan rata-rata gaji direktur di Amerika. Kenapa begitu? Karena ibu rumah tangga bisa bekerja lebih dari 40 jam seminggu atau lebih dari standar waktu bekerja karyawan swasta atau pegawai negeri. Tidak hanya merawat rumah atau putra putrinya tapi juga berurusan dengan hal administrasi seperti pembayaran listrik, air, telpon, urusan sekolah dan lain sebagainya. Yang tidak hanya membutuhkan tenaga fisik tapi juga tenaga pikiran.

Saya teringat dengan ibu saya yang memutuskan berhenti bekerja setelah menikah dan melahirkan putra pertamanya. Pernah saya berpikir bahwa ibu saya akan lebih berarti bila terus bekerja ketimbang menjadi ibu rumah tangga biasa. Tapi saya sekarang bisa menghargai pengorbanan beliau yang ternyata terbukti lebih berat tugas menjadi ibu rumah tangga.

Tapi itulah mungkin artinya cinta seorang ibu terhadap keluarganya. Seperti halnya seorang ibu muda yang saya lihat beberapa hari yang lalu menggendong anaknya di kereta subway. Gendongannya terbuat dari besi dan ditaruh di punggungnya, sedangkan sang anak dengan senangnya duduk di gendongan tersebut. Ukurannya ibu itu lebih kecil ketimbang ukuran tubuh saya tapi tidak ada rasa capek tersirat dari ibu muda ini meskipun saya kira-kira berat gendongan besi ditambah berat sang anak lumayan berat. Ditambah lagi beliau harus rela berdiri ditengah sesaknya penghuni kereta subway. Yang ada hanyalah rasa kegembiraan yang ditunjukkan dengan beberapa kali iya menghibur anak yang digendongnya.

Bisa dibayangkan betapa berat kaum wanita jaman sekarang yang harus bekerja dan menjadi ibu rumah tangga secara bersamaan karena tuntutan ekonomi yang semakin berat dimana pendapatan suami sudah sangat sulit mencukupi kebutuhan hidup.
Selamat hari ibu untuk para kaum ibu.
*****

Kasihan bener sih nasib perempuan?
(Grace Carapiet-Amerika)


Dear Zevi,

Saya sebenernya sudah gemas bukan kepalang membaca berita2 kekerasan rumah tangga baik di koran, maupun beberapa tulisan lewat KOKI yg dialami perempuan Indonesia khususnya. Atau kalaupun tidak sampai ke taraf kekerasan rumah tangga (berikutnya akan disingkat RT), paling tidak ketidak adilan yg diterima oleh para perempuan.

Contohnya tulisan Sdri. Anoy ttg temannya yg diperlakukan tidak adil oleh suaminya sendiri dgn alasan IQ tinggi (alasan tsb sangat tidak masuk akal menurut saya), terus banyak lagi ibu2 RT yg diperlakukan spt pembantu oleh suami. Padahal banyak sekali ibu2 RT tsb yg sebelum menikah sebenernya berpendidikan dan berkarier cemerlang tapi semuanya harus ditinggalkan setelah menikah. Pertanyaan saya adalah: kenapa kalian mau melakukan hal tsb? Saya sama sekali tidak mengerti, apalagi kalau sang perempuan tinggal di negara asing tanpa kenal siapapun. Itu berarti ia membiarkan dirinya tergantung 100% kepada orang lain (baca suami), yg menurut saya adalah tindakan yg sangat tidak bertanggung jawab thd diri sendiri. Iya kalau dapat suaminya baik dan bertanggung jawab, kalau tidak? Yang sengsara kan diri sendiri!

Contoh lainnya adalah kakak ipar saya sendiri. Dalam tulisan saya yg dulu ttg India saya ungkapkan bhw suami saya adalah keturunan India yg biasanya punya gaya pandang lebih tradisional dibanding orang Indonesia kebanyakan. Nah, kakak ipar perempuan saya ini cuma lulusan SMA, seumur hidupnya belum pernah bekerja karena dulu sebelum menikah ayahnya yg menanggung hidupnya 100% dan setelah menikah suamilah yg menanggung biaya hidupnya 100% tanpa perlu bekerja. Ironisnya, suami saya disekolahkan mertua saya sampai lulus Master di negara barat. Kontras sekali bukan? Waktu saya tanya ke kakak ipar, kenapa ia tidak melanjutkan sekolah setelah lulus SMA (padahal ayahnya mampu membiayai) dan kenapa ia tak berniat kerja mandiri, ia bilang begini: “Malas ah, lebih baik jadi ibu RT tanpa harus bangun pagi ke kantor. Dulu pernah kerja selama 1 bulan jadi copy writer di perusahaan percetakan, tapi saya gak berniat utk melanjutkan kerja karena keburu kawin”. Saya cuma bisa terhenyak mendengar ucapan yg bernada sangat apatis dan sama sekali tidak punya ambisi hidup. Kok bisa sih seseorang membuang2 talenta yg dikasihi Tuhan begitu saja tanpa pikir panjang?

Untunglah ia menikah dengan seorang Database Engineer yg brilliant & termasuk bertanggung jawab & sayang terhadap keluarga. Sadar bahwa ialah satu2nya penghasil nafkah keluarga, si suami juga menggunakan akal sehatnya & mengasuransikan jiwanya seharga millyaran dollar agar istri & anaknya bisa hidup layak sepeninggalnya. Tapi itu bukan berarti si kakak ipar bisa seenaknya memakai uang walaupun mereka hidup berkecukupan. Uang sakunya dijatahkan oleh suami sebesar $40 seminggu (mungkin sekarang sudah ‘dinaikan’ menjadi $60 seminggu karena inflasi, kurang jelas), kalo mau pakai kartu kredit musti mikir2 karena kalo keseringan si suami bisa marah dan hukumannya kartu kredit si kakak ipar akan ditahan selama sebulan atau lebih, tergantung kadar kemarahan si suami.

Si kakak ipar sama sekali tidak tahu menahu masalah keuangan RT. Anehnya, walaupun ia sering mengeluh ttg perlakuan sang suami yg sangat ketat dalam masalah keuangan, ia sering mencibir saya yg memang sudah terbiasa bekerja sejak masih kuliah di Jakarta dulu. Dia sering bilang: “kasihan amat kamu musti kerja, saya dong enak di rumah santai..” Dalam hati saya bilang yg kasihan itu justru kamu, hidup dgn identitas ‘cuma pelengkap’ tanpa keahlian apapun yg bisa digunakan di masa krisis nanti.

Saya sama sekali tidak setuju dengan anggapan bahwa cari kerja di negara asing itu susah dengan bekal pengalaman kerja Indonesia. Saya pikir itu tergantung diri sendiri, sejauh mana anda ingin berusaha untuk cari kerja. Saya sendiri datang ke AS dengan visa turis, berbekal ijazah S1 dari sekolah Indonesia, dengan pengalaman kerja di Indonesia. Tapi saya punya kemampuan bahasa Inggris sangat lancar yg didapat lewat latihan bertahun2 di Indenesia melalui kursus & buku2 berbahasa Inggris. Akhirnya setelah mondar-mandir cari kerja selama 4 bln saya mampu mendapatkan perusahaan yg mau mensponsori
H1 visa saya sampai akhirnya saya dapat greencard, dsb. Tanpa berniat sombong, saya pikir itu bukan karena keberuntungan, tapi kerja keras! Adik perempuan saya yg memilih berjuang sendirian di Sydney, Australia juga mengalami liku2 perjuangan yg kurang lebih sama dengan saya tapi berkat kerja keras dan keuletan mental ia mampu hidup layak di negara baru.

Saya sering mendengar cerita ttg imigran yg dulunya berprofesi dokter di negara asal tapi sekarang harus jadi supir taksi di negara asing karena pendidikan negara asalnya tidak diakui, menurut saya cerita tsb tidak 100% benar. Buktinya saya punya teman yg lulusan kedokteran di India tapi berhasil mendapatkan kerja di rumah sakit terkenal di AS sebagai dokter, yg perlu dilakukan si teman adalah mengikuti kelas akreditasi di universitas setempat utk menyamakan standar pendidikan terdahulunya dgn standar pendidikan di AS. Ia tidak perlu kuliah dari awal lagi, cukup mengambil bbrp mata pelajaran yg tidak diajarkan di India tapi diwajibkan di AS. Setelah selesai, ia masih perlu mengikuti work residency training program yg bisa makan waktu 2 thn atau lebih. Ia lalui semua syarat2 tersebut dengan sabar dan tekun, namun berkat bekal sekolahnya di India dan pengalaman internshipnya di India, ia mampu memotong residency program-nya hingga ia tidak perlu menunggu terlalu lama utk resmi menjadi dokter di AS. Sekali lagi saya tekankan, semuanya tergantung tekad & keinginan masing2 sampai sejauh mana seseorang ingin mencapai goal.

Contoh lainnya adalah mantan rekan kerja saya dulu, Josephine, yg bercerita bhw sewaktu ayahnya meninggal, si ibu yg tidak pernah ikut campur dengan masalah keuangan RT kalang kabut kesulitan mencairkan tabungan pribadi sang ayah untuk membayar biaya pemakaman krn si ibu sama sekali tidak tahu data2 keuangan mereka yg lengkap. Mengerti-pun tidak setelah mendapatkan data tersebut. Untunglah rekan kerja saya ini yg sudah berjanji utk ‘take care of mom’ kepada si ayah menjelang ajalnya mampu membantu si ibu berurusan dengan pihak bank dan semuanya berhasil diselesaikan dengan baik. Pesannya kepada saya: “Grace, biarlah ini menjadi pelajaran utk kamu nantinya. Pastikan bahwa kamu paham seluk beluk RT sendiri, terutama masalah keuangan sampai sekecil2nya. Contohnya ibu saya sendiri, kalau saya tidak ada, sudah pasti ibu saya akan jadi tuna wisma krn dia sama sekali tidak tahu menahu masalah keuangan mereka”.

Sebelum saya diserang oleh pembaca yg kebetulan berstatus ibu RT & dianggap mengagung2kan wanita karier, saya ingin menjelaskan bahwa saya sama sekali tidak bermaksud mengecilkan peran ibu RT. Menurut saya ibu RT adalah pekerja2 keras yang jarang mendapatkan penghargaan selayaknya. Justru itulah saya tidak habis pikir kalau ada perempuan yang rela melepaskan karier setelah menikah tanpa mengambil langkah apapun untuk melindungi masa depan diri sendiri.

Banyak sekali cerita sedih tentang ibu RT yang setelah ditinggalkan suami mereka tidak mampu hidup mandiri diluar perkawinan karena mereka sudah sedemikian terisolasi dari dunia kerja, mereka sama sekali tidak tahu harus mulai dari mana untuk mencari nafkah. Sekali lagi, kalau kebetulan anda menikah dengan laki2 yg bertanggung jawab, syukurlah. Tapi siapa sih yg bisa meramal masa depan?

Berkarier itu bagi saya memberikan identitas diri, kepercayaan diri, dan ruang untuk saya berkarya dan mengasah otak diluar rumah, sekaligus menjamin masa depan saya bahwa kalau suatu saat suami kena musibah (amit2 sih) saya masih mampu melanjutkan hidup saya secara mandiri. Untuk ibu2 di Indonesia, anda tidak perlu kerja kantoran utk mandiri karena di Indonesia paling gampang utk kerja rumahan, spt jualan pisang goreng, atau apapun asal halal. Ibu saya sendiri merupakan tipe khas perempuan ndeso yg tidak sekolah tinggi. Tapi ia punya keahlian menjahit yang digunakan utk menopang nafkah keluarga sewaktu ibu & ayah baru menikah dan berstatus pendatang baru di Jkt sambil menungu ayah mendapatkan kerja.

Inti tulisan saya adalah, apapun talenta anda tolong jangan disia2kan begitu saja. Gunakanlah untuk melindungi anda sendiri supaya paling tidak anda mampu menghidupi diri sendiri tanpa harus bergantung 100% pada orang lain di saat2 krisis nanti. Kalau anda memang suka jadi ibu RT, silahkan.. tapi pastikan anda mengambil langkah2 tertentu utk melindungi masa depan anda sendiri nantinya. Sebab siapa lagi yang akan melindungi anda kalau bukan diri anda sendiri?

Salam, Grace - AS
*****

Terima Kasih Tuhan
(Arty-Jakarta
)


Dear Zeverina,

Aku juga pengen ikutan nulis di kolom ini, ini hanya curahan apa yang menjadi bagian dari perjalanan hidup yang aku alami saja, jika ada pembaca yang mengambil hikmahnya ya sukur alhamdulilah...

Aku menghabiskan masa kecil hingga remaja di kota Bandung yang menurut aku menyenangkan untuk belajar dan bermain. Tetapi karena sejak SD ayahku meninggal maka kehidupan keluargaku sangat pas-pasan atau boleh dibilang sering kurangnya, ibuku harus membesarkan anak-anaknya yang berjumlah 9 orang. Tanpa harta peninggalan ayah. O ya ayahku adalah seorang lelaki yang menurutku lumayan ganteng dan menikah sebanyak 3 x maksudnya ibuku dimadu 2x. Seingatku aku ngga pernah dekat atau berkomunikasi dengan ayahku..

Aku tumbuh menjadi remaja yang banyak impian dan pergaulanku baik baik saja... meskipun saat itu aku bukan remaja yang punya banyak uang jajan atau bisa beli pakaian yang sedang ngetren kapan saja, tapi aku bisa bergaul dengan kelompok beken di sekolah. Kebanyakan baju-baju ku adalah lungsuran dari kakak.. dan barang barang impian yang aku inginkan sudah terlalu banyak sampai tidak pernah bermimpi lagi untuk mendapakannya.

Saat duduk di SMA aku sangat terobsesi menjadi pramugari udara..menurutku selain mereka cantik, cerdas, pekerjaannya sangat menyenangkan dan penuh tantangan, dan yang terutama aku bisa pergi ke bagian negara manapun tanpa harus menabung dulu... begitu pikirklu.

Semua keluargaku tau cita-citaku, karena kami lumayan erat satu sama lain. Pendek kata dengan segala perjuanganku, akhirnya aku diterima menjadi crew maskapai penerbangan kebanggaan negara kita. Wah...my dream come true... bukan saja aku yang bangga tapi keluargaku terutama ibuku sangat bangga. Semua tetangga sampai saudara jauh pun ibu kasih tau.. Ibu selalu berhayal suatu saat aku akan membawa dia pergi haji atau jalan-jalan keluar negeri gratis.... wah... aku pikir, tunggu saja tanggal mainnya...

Hari-hariku mulai saat itu kulalui di training center, kuliah aku tinggalkan, padahal aku sudah masuk dalam sekolah ternama, ibu saat itu berusaha keras agar bisa membayar uang kuliah yang lumayan mahal.. Tapi pikirku saat itu.. toh apa yang aku dapatkan amat lebih berharga.. dan ibu pun sependapat denganku. Saat itu aku sudah punya pacar, tetapi karena duniaku sudah mulai lain, maksudku pacarku masih kuliah dan anak mami, tidak bisa mengimbangiku yang lebih mandiri, akhirnya kita putus dan aku mendapatkan pacar baru yang menurutku lebih dewasa dan lebih mandiri dari aku.. Kami pun pacaran serius.

Menjadi pramugari udara harus melalui training yang begitu berat, disiplin dan harus selalu fit, aku menjalani semua dengan lancar. Dan menandatangani kontrak kerja 4 tahun, selama itu tidak dibenarkan menikah apalagi hamil. Masanya tiba untuk terbang yang sesungguhnya... begitu aku menikmatinya dan tak habis-habisnya aku selalu bercerita kepada keluargaku. Aku bangga sekali. Hubungan dengan pacar pun tidak ada masalah, aku merasakan kalau pacarku makin sayang.

Pendek kata pacarku mengajak aku menikah padahal aku baru akan menyelesaikan kontraku 2 tahun lagi. Dengan berbagai pertimbangan dan banyak contoh teman yang menikah saat dalam masa kontrak tidak akan beresiko apa-apa asalkan tidak ada laporan yang desertai bukti kongkrit. Toh aku pikir ada baiknya juga, dari pada nantinya banyak yang melakukan kumpul kebo. Akhirnya aku menerima lamaran pacarku dengan perjanjian lisan bahwa aku akan terus menjadi paramugari minimum sampai masa kontrak habis. Pacarku saat itu tidak keberatan.

Hari-hariku sangat indah, jadwal terbangku pun sangat mengasyikan.. tapi ternyata tidak untuk suamiku, dia mulai keberatan dengan jadwal terbangku yang kadang-kadang harus jauh dari rumah selama berhari-hari.. mulailah hari demi hari diwarnai pertengkaran.. pokok masalahnya ternyata dia tidak bisa menerima pekerjaanku.. dan sangat khawatir tentang pergaulan sesama crew yang banyak dia dengar entah dari siapa.. pokoknya janji tinggal janji deh.

Satu hari sebelum aku akan terbang ke suatu tempat, yang menurut orang-orang adalah surga belanja, aku sudah membayangkan apa yang aku akan beli disana, dan memembayangkan tempat indah untuk berfoto-foto disana. Koper pun aku sudah siapkan, seragam sudah aku setrika licin-licin, alarm sudah aku set.. wah pokoknya sudah siap. Walau begitu aku merasa tidak mengabaikan tugasku sebagai istri koq (menurutku lho).

Saat aku termenung di kamar dengan rencanaku, tiba-tiba sebuah motor dari perusahaanku mengantarkan surat, yang biasanya adalah perubahan jadwal terbang. Saat itu aku berfikir..wah kemana nih perubahannya. Dengan hati berdebar-debar aku buka sampul suratnya.......dan ternyata isinya adalah pembatalan jadwalku dan aku diminta menghadap chief pada hari yang ditentukan dll...dll...dll..
Aku ngga menyangka apa yang terjadi, ternyata pagi tadi suamiku mendatangi kantor perusahaanku dan menyatakan dia sebagai suaminya keberatan bahwa aku terus bekerja, dengan menyertakan bukti buku nikah.......Mulai saat itu, hilang sudah atributku sebagai pramugari, impianku membawa ibu ke haji atau liburan ke luar negeri gratis..musnah.

Dua bulan aku mengurung diri, menghilangkan diri dari teman-teman sesama crew. Menangis dan bingung bagaimana aku ngasih tau ibu dan saudara-saudaraku? Apa rencanaku setelah itu pun aku ngga tau...obsesiku telah dirampas paksa.. bertahun-tahun aku lalui dengan perasaan ini.

Sangat sulit menerima semua ini, tapi tetapi dengan berjalannya waktu, pikiranku semakin dewasa.Ternyata masih banyak orang yang kehilangan sesuatu yang lebih berharga dibandingkan apa yang pernah hilang dariku.. masalahku belum seberapa dibandingkan orang yang kena bencana kehilangan sanak saudara, kehilangan harta benda , kehilangan masa depannya dll.

Oh Tuhan aku bersukur punya suami penyayang, anak perempuan yang sehat dan kehidupanku berkecukupan... Terima Kasih Tuhan.


13 Mei 2007

13th May-- "Happy Mothers' Day"
(Juwita - Australia)


"Selamat hari Ibu untuk semua Mums di KoKi, ya....."

Salam
Juwita



Menyambut Hari Ibu
Nunuk-Belanda


Beste Zev, saya sampaikan satu tulisan menyambut Hari ibu. Selamat bekerja dan berkarya untuk sesamanya.

Beste Kokkiers. Pada hari Minggu kedua di bulan Mei di Belanda dirayakan Hari Ibu. Saya tidak akan mengupas tentang asal muasal Hari Ibu. Saya hanya akan sedikit cerita tentang Hari Ibu di saat kini dan yang saya alami sendiri.

Perayaan Hari Ibu sengaja diadakan pada hari Minggu dengan maksud agar setiap anggota keluarga dapat turut merayakannya. Kapan tanggal tepatnya perayaan Hari Ibu dilangsungkan, tidaklah menjadi hal yang penting. Yang jelas selalu dijatuhkan pada hari Minggu kedua di bulan Mei. Misalnya di tahun 2006 hari ibu jatuh pada hari minggu tanggal 14 mei. Tahun ini perayaan Hari Ibu akan diadakan pada hari Minggu tanggal 13 mei 2007. Dan pada tahun 2008 yang akan datang Hari Ibu akan diadakan pada hari Minggu tanggal 11 mei. Merayakan Hari Ibu di negeri Belanda sedikit berbeda dengan di Indonesia.

Pada hari Minggu di bulan Mei, pada minggu kedua tersebut, para ibu di negeri Belanda akan mendapat perlakuan yang sangat istimewa. Hampir disetiap keluarga para ibu dibebaskan dari segala beban tugas rumah tangganya. Anak-anak sejak jauh-jauh hari sudah sibuk merencanakan apa yang akan mereka berikan pada ibunya. Disekolah-sekolah dasar dan taman kanak-kanak anak-anak sudah mulai membuat kerajinan tangan bersama-sama dengan gurunya. Mereka bersama dengan para ayahnya juga mulai mencari kado yang cocok untuk ibunya. Katanya sih berupa surprise, tetapi sang ayah tentunya sudah tahu bocorannya. Kado apa yang sang istri –ibunya anak2- inginkan. Untuk membeli kado biasanya anak-anak juga menggunakan uang tabungannya sendiri.

Para ibu betul-betul mendapat perlakuan yang sangat istimewa. Mereka juga merencanakan menu sarapan pagi yang akan mereka sajikan. Pada Hari Ibu biasanya anak-anak sejak pagi sudah sibuk di dapur untuk menyiapkan sarapan pagi. Seringkali anak-anak menyajikan sarapan pagi ( di atas nampan) untuk ibunya. Dan dibawanya ketempat tidur ibunya. Lalu bersama-sama makan diatas tempat tidur. Memang tempat tidur jadi banyak “broodkruimels”, remah-remah roti (??), tapi kan bisa dibersihkan dan menghargai jerih parah anak menyiapkan segalanya juga penting. Para ibu akan mendapat ciuman dan pelukan kasih sayang dan kado dari anak-anaknya sebagai luapan tanda terima kasih dan rasa sayangnya. Para ibu akan dilayani bagaikan seorang ratu dan dipenuhi segala keperluannya. Dalam hal ini dapat diibaratkan bahwa para ibu pada hari Minggu itu akan menjadi ratu dalam sehari.

Setelah selesai merayakan dirumah masing-masing biasanya seluruh keluarga akan berkunjung kerumah “ibu sepuh” (nenek baik dari pihak ibu maupun ayahnya). Kalau para “ibu sepuh” sudah tinggal di “bejaardentehuis”, rumah jompo, mereka akan dijemput oleh salah satu anaknya untuk dibawa rumah salah satu anaknya. Biasanya bergilir. Sepanjang hari entah itu dirumah “ibu sepuh” atau dirumah salah satu anaknya, seluruh anggota keluarga besar mengadakan acara barbecue atau makan bersama. Bahan-bahan keperluannya biasanya ditanggung dan disediakan bersama oleh keluarga yang hadir. Kecuali ibu tentunya dibebaskan dari pengeluaran ini. Baik di desa kecil maupun di kota metropolitan di Belanda dapat dilihat kegiatan yang intinya sama: “Memanjakan sang ibu dalam sehari”.

Selain berbeda tanggal ditetapkannya Hari Ibu di Indonesia (22 Desember), di KBRI di Eropa (yang pernah saya kunjungi) dan di Indonesia (entah sekarang) pelaksanaan Hari Ibu menurut saya lebih bersifat resmi. Hari ibu di Indonesia lebih merupakan suatu peringatan dan kegiatannya bersifat sangat kedinasan. Suatu peringatan yang biasanya lebih ditujukan untuk mengenang jasa-jasa para ´ibu´ (pahlawan wanita) yang telah mereka berikan pada bangsa dan negaranya, Indonesia. Suatu peringatan yang biasanya diselenggarakan dengan mengadakan kegiatan yang ada kaitannya dengan kaum ‘ibu ‘. Seperti mengadakan diskusi dengan pesertanya para wanita, mengadakan lomba membuat sanggul dan kegiatan wanita lainnya.

Berbicara tentang Hari Ibu di Indonesia sangat sukar untuk melihat adanya tali kesinambungan / kesamaan dengan perayaan Hari Ibu di Negeri-negeri Barat (Belanda) (Maaf, sampai saat terakhir di Indonesia saya belum pernah melihat ada yang merayakannya dirumah). Di Indonesia lebih merupakan usaha untuk tidak melupakan perjuangan dan jasa para tokoh “ibu” pahlawan pendahulu kita. Siapa yang tidak mengenal tokoh-tokoh seperti R.A.Kartini, R.A. Dewi Kartika, Cut Nya Dien dan yang lainnya. Mereka adalah para tokoh “ibu”yang telah meletakkan tonggak dasar bagi emansipasi kaum wanita di Indonesia. Mereka merupakan tonggak dasar bagi Kebebasan, Kemandirian dan Ketidaktergantungan kaum wanita Indonesia, terutama kaum ibu dari belenggu adat yang ada. Suatu tonggak dasar yang dikemudian hari telah melahirkan kaum ibu yang maju yang mempunyai harkat dan martabat didalam masyarakatnya.

Tentu kita tidak dapat / boleh melupakannya. Tetapi “pemanjaan” total seperti yang terjadi disini dalam sehari saya kira juga sudah sepantasnya dan tidak berlebihan untuk diadakan / digalakkan. Hal ini tentu tidaklah berarti bahwa dalam kehidupan sehari-harinya para ibu tidak dimanjakan oleh para anak / suami. (Mari dalam sehari ini kita lupakan segi komersialisasinya). Tapi mendapat semacam “bonus ekstra”, mengapa tidak. Tidak hanya untuk para ibu yang tinggal dikota-kota besar saja tetapi juga untuk para ibu yang menetap dikota-kota terpencil di Indonesia. Tentang pelaksanaan bentuk ungkapan “pemanjaannya” tentu saja dapat berbeda dan sangat bergantung / melihat pada kemampuan situasi dan kondisi (terutama) ekonominya. Yang penting dalam hal ini adalah intinya. Karena setiap ibu, menurut saya berhak untuk mendapatkannya dan itu adalah hal yang wajar-wajar saja.

Sambil menanti datangnya tgl 22 Desember mari kita isi hari-hari ini dengan hal-hal yang bermanfaat bagi keluarga dan masyarakat disekitar lingkungan kita. Dan mungkin juga memikirkan apa yang kira-kira ingin anda lakukan / terima pada hari itu (untuk anda sendiri). Perawatan tubuh, mandi lulur, pergi shopping dan masih banyak lagi yang lainnya. Saya kira di Indonesia lebih banyak pilihan (dibandingkan dengan disini- Belanda) yang bisa disesuaikan dengan isi kantong para anak-anak (tentu ditambah dengan isi kantongnya suami) untuk diberikan pada para ibu masing-masing.
Atau mungkin ungkapan seperti: “Voor u, moeder: Er zijn nooit genoeg woorden om mijn dank en liefde te laten blijken”, dalam bahasa Indonesia: “Tiada pernah cukup kata untuk menyatakan rasa terima kasih dan kasih sayang (cinta) saya (pada bunda)”, rasanya juga sudah lebih dari cukup dan dapat memberikan kepuasan tersendiri untuk mendengarnya……

*Untuk para ibu di Belanda: “Selamat merayakan Hari Ibu”
*******************

MOTHER`S DAY ASLI ATAU PALSU ????
Gunawan - California


Hi Zev dan para pembaca Kokiers yang diberkati Tuhan,

Minggu ini di Amerika merayakan hari Ibu yang dikenal dengan Mother’s Day. Terlebih dahulu turut mengucapkan Happy Mother’s Day untuk para Ibu2 Kokiers dimana saja anda berada, biarlah selalu Tuhan memberkati keluarga anda.

Seperti biasanya hari Mother’s Day, para bapak sudah memikirkan apa yang akan diberikan pada para isteri yang telah memberikan keluarga --- anak2, demikian juga para anak memikirkan apa yang akan diberikan pada ibu mereka. Hari Minggu ramailah restaurant,karena pada hari yang special ini para Ibu dilarang memasak, tapi diajak kerestaurant untuk menikmati makan siang atau makan malam. Pada acara ini biasanya diberikan pula seikat bunga mawar yang indah serta kadonya sebagai ucapan terima kasih atas begitu besar pengorbanan ibu dalam mengurus keluarga.

Saat saya menulis juga teringat akan ibu saya yang telah tiada hampir 20 tahun yang lalu, tapi kenangan yang indah selalu membekas didalam hatiku. Satu hal yang sungguh memberikan pelajaran dalam hidupku adalah ibu seorang yang baik terhadap ibu mertua. Banyak guyon tentang hubungan menantu dan ibu mertua yang menjurus kearah negatip, tapi sungguh saya beruntung mempunyai ibu yang sayang dengan ibu dari ayah.

Keluargaku secara financial cukup2 saja, tapi sedikit lebih baik dibandingkan dengan keluarga kakak atau adik ayah. Jadi ada suatu tanggung jawab untuk membantu nenek yang telah ditinggal oleh kakek. Ibu dengan setia selalu membawa beras setiap bulan dan uang untuk kebutuhan sayur dan pengeluaran yang lainnya.

Yang saya ingat setiap kali bawa beras, ibu selalu bawa kami untuk menjenguk nenek, dan tak lupa kami anak2 sering memanjat pohon jambu monyet yang tumbuh dihalaman depan. Sungguh suatu acara yang mengasikkan. Pelajaran inilah yang mendorong saya untuk bisa berkomunikasi dengan baik dengan ayah dan ibu mertua, sayang kedua beliau telah tiada, sungguh ibu mertuaku juga sangat baik.

Dibalik perayaaan ini, benarkah setiap hari kita menghargai ibu ??? Pada kenyataannya banyak hal yang menyedihkan yang terjadi pada ibu2, diantaranya spousal abuse, baik verbal atau physical termasuk sexual abuse. Saya coba mencari tahu dari website, ternyata sungguh mengkagetkan masalah spousal abuse ini. Saya ambil dari US government report http://www.ojp.usdoj.gov/bjs/abstract/fvs.htm, ternyata dari tahun 1998 -2002 banyak terjadi kekerasan terhadap wanita yang tentunya sebagian jadi ibu.
Contohnya kekerasan dalam keluarga adalah 11 % setara dengan sekitar 3.5 juta kekerasan yang terjadi. Sebanyak 49 % terhadap spouse, 11 % terhadap anak2 dan 41 % terhadap anggota keluarga yang lain. Sebanyak 40% mengalami luka2, disebutkan juga kebanyakan penderita dari kekerasan dalam keluarga adalah wanita – 73%. Jumlah wanita yang menderita kekerasan oleh suami adalah 84 %, sedangkan oleh bekas pacar laki/wanita mencapai jumlah 86%. Jadi sebenarnya benarkah Mother’s Day itu tulus atau palsu yang dirayakan hanya satu Tahun sekali, tapi setiap hari terjadi kekerasan dalam keluarga.

Marilah pada hari Ibu ini biarlah kita bisa menghargai ibu kita setiap hari dengan kasih sayang dan hormat.

Teriring sekali lagi doa untuk ibuku dan ibu mertua yang telah tiada biarlah Tuhan menerima mereka, karena kasihmulah ibu saya bisa mengerti betapa besarnya kasih sayangmu padaku.

Sekali lagi untuk para ibu2 kokiers Happy Mother’s Day, God bless you all.
***********************

Wanita Wanita Bersahaja
Oom Joe - Amerika


Zeverina yang baik,

Di sebuah butik di Paris, secara tidak sengaja saya melihat sebuah iklan glamour yang terpasang didinding butik itu. Dibawah gambar itu ada tulisan ; "Tanpa wanita, uang anda tidak berarti".

Hmm, boleh juga ini iklan, begitu pikiran saya. Karena memang butik itu menjual semua barang barang kebutuhan yang berhubungan dengan wanita. Dan jikalau banyak laki laki yang datang ketempat ini, pastilah ia akan membelanjakan uangnya untuk membelikan sesuatu yang berharga yang akan di hadiahkan kepada wanita tercinta, entah itu ibunya ataupun itu sang isteri tercinta.

Hadiah, adalah simbol dari "visual cinta" terhadap orang orang yang kita kasihi dengan segenap hati kita.

Di Amerika, pada tanggal 13 May 2007 adalah hari ibu / mothers day. Semua toko berlomba lomba untuk memasang iklan yang mengingatkan akan kita untuk membeli sesuatu sebagai tanda cinta atau bakti kita kepada ibu ataupun isteri kita pada hari tersebut.

Pada hari tersebut juga, biasanya resto resto rame pada siang hari untuk "branch" (break fast en lunch) bersama sama dengan keluarga mereka. (Resto saya pun jika pada saat ini, sudah full booking dengan set menu yang khusus untuk hari ibu).
Ibu adalah sosok yang paling kita cintai, begitu besar cintanya hingga ia rela untuk mempertaruhkan nyawa ketika melahirkan kita.

Seperti yang dikatakan oleh ibu saya beberapa hari sebelum beliau meninggal, "Sayangilah isterimu, yang telah melahirkan anak anak mu. Dia telah menyabung nyawa nya sendiri pada saat melahirkan anak anak mu. Ketahuilah akan hal ini. Dulu, mamipun juga begitu ketika melahirkan kalian semua".

Begitu pula dengan kata kata oma saya sewaktu saya masih kecil, "Janganlah kamu tidak menghargai atau berkurang ajar dengan ibumu, dia yang telah melahirkan kamu dengan mempertaruhkan nyawanya".

Mempertaruhkan nyawanya untuk kita. Untuk kehidupan kita. Begitulah cinta kasih seorang ibu, yang tidak akan pernah terbayar lunas oleh kita.

Ia yang memelihara kita, membesarkan kita, merawat kita jika kita sakit dan ia pula yang selalu mengasihi kita dengan cinta kasih yang tak terhingga. Hanya ada satu di hati nya selalu .... anak ku .... anak ku ......, engkaulah yang selalu aku sayangi.
Sembilan bulan sepuluh hari lamanya untuk mengandung kita dan lalu melahirkan kita dengan rasa sakit yang tak terkirakan, bukanlah hal yang mudah. Oleh karenanya, sosok seorang wanita dalam perjalanan hidupnya, akan lebih tahan penderitaan dari pada seorang laki laki. Wanita, memang sudah dipersiapkan oleh Tuhan untuk itu.

Begitu banyak kisah ibu / isteri isteri yang bersahaja dalam hidupnya, yang senantiasa mendampingi kita anak anaknya / suami tercinta dalam menjalani suatu perjalanan kehidupannya.

Dalam akhir kisahnya pada sesi wawancara, Tukul Arwana mengatakan bahwa betapa dulu itu ia begitu miskin. Miskin sekali.

Hidup di Jakarta dengan menyewa rumah kontrakan seharga Rp. 300.000 sebulan. Padahal penghasilannya pada waktu itu hanya Rp. 150.000,- perbulan.

Pada suatu hari, ketika pergi untuk mencari nafkah dengan menumpang bus kota, ternyata kondekturnya itu adalah temannya yang sama sama berasal dari kota semarang. TA diberi tumpangan gratis. Ah bukan main senangnya hati saya waktu itu.
Sesampainya dirumah, uang itu saya berikan kepada isteri saya. Ini buat tambahan uang belanja. Isteri saya juga senang sekali waktu itu, padahal uang nya juga tidak seberapa ... cuman Rp. 300,- (tiga ratus perak).

Saya begitu mencintai dia, dia wanita yang tidak banyak menuntut. Yang menemani saya dalam suka dan duka dan yang membimbing karir saya hingga seperti ini.
Lalu, lain lagi halnya dengan Delon (runner up Indonesian Idol beberapa tahun yang lalu), dalam sebuah pernyataannya kepada sebuah media ketika ybs masih belum memenangkan juara ke dua Indonesian Idol, ia berkisah ; "Jika saya diberikan kesempatan untuk dapat memenangkan Indonesia Idol, maka hadiah (uang) yang saya dapat akan saya pergunakan untuk membawa ibu saya berobat ke dokter. Ibu saya sudah lama mengindap penyakit jantung, kami tidak punya uang untuk bisa membawa ibu ber obat. Ibu saya pula yang memotivasi saya hingga seperti ini. Ia selalu membangunkan saya pagi pagi setiap hari minggu untuk pergi ke gereja. Saya memang penyanyi koor di gereja sebelum mengikuti Indonesian Idol".

Sosok seorang ibu, adalah sosok yang jujur. Jujur dalam arti mencintai dengan sepenuh kasih tanpa "cadangan" apapun, hingga hingga ia rela untuk mempertaruhkan nyawanya pada saat melahirkan kita.

Selamat hari ibu / para isteri isteri semua.

Untuk ini pula, tulisan ini saya dedikasikan kepada para wanita wanita bersahaja ; Ibu saya yg telah tiada, isteri saya tercinta dan juga semua para ibu / isteri di seluruh forum KOKI ini, dimanapun anda berada.

Baktimu sungguh mulia. Happy Mothers Day all .
***********

"Mother, how are you today?"
Sumonggo-Sleman


Pada ulang tahun Ibu sewaktu saya masih di sekolah dasar, kakak memberikan hadiah spesial. Dengan kemahirannya bermain gitar, kakak merekam suaranya dalam kaset dengan lagu seperti judul di atas.

Saya ingat suatu episode dari film The Net yang dibintangi Sandra Bullock. Konon di situ Angela Bennet, sang hacker cantik tersebut, nyaris tidak pernah bersosialisasi dalam kehidupan sehari-hari, sehingga sedikit orang yang mengenalnya. Dia melakukan banyak pekerjaannya secara remote, bahkan pesan pizza pun dilakukan lewat internet. Suatu kali, musuh-nya (ia tersangkut dalam suatu konspirasi software keamanan komputer) berhasil mengubah identitasnya yang terekam di pusat data pemerintahan, dan jadilah dia buronan dengan nama lain. Ketika tertangkap ia berusaha mencari pengakuan orang bahwa dialah Angela Bennet yang asli. Tetapi tidak ada orang yang mengakuinya. Dalam dunia yang serba cyber tersebut, pengakuan yang paling dipercaya (bahkan mungkin satu-satunya) adalah pengakuan dari mesin komputer. Karena saat itu segala aspek kehidupan manusia bergantung pada mesin digital tersebut.

Sedihnya lagi, saat berusaha mencari kesaksian dari sang ibu yang tinggal di di sebuah klinik perawatan, ibunya tidak mengenalnya. Pertama, diceritakan sang ibu mengidap semacam amnesia. Tetapi penyebab lainnya, sang ibu tidak mengingatnya sebagai anak karena ia jarang sekali meluangkan waktu untuk mengunjungi ibunya.
Untunglah di akhir cerita berakhir happy ending. Angela berhasil mengalahkan musuhnya. Dan yang lebih penting kejadian itu memberikan kesadaran baru, sehingga dikisahkan ia tinggal dan merawat ibunya. Serta selalu bersedia meluangkan waktu untuk menemani ibunya. Dengan sabar ia memberitahukan pada ibunya meski seringkali beliau terlupa dimana akan meletakkan pot-pot tanaman yang menjadi hobinya.
Ada bagian episode yang menarik di situ. Sewaktu Angela merasa tidak dapat mempercayai siapapun dan tidak ada yang mempercayainya, ia berusaha lari ke ibunya untuk memperoleh pengakuan. Yang selama itu telah diabaikan, bahkan dititipkan di panti jompo. Ini juga mungkin kebiasaan kita, baru teringat pada orang tua setelah mendapat kesulitan.

Kita mungkin perlu perhatikan lagi, apakah selama ini telah cukup memperhatikan orang tua kita. Jangan sampai seperti Angela Bennet, sudah menjadi semacam alien bagi mereka. Apalagi justru sengaja mengasingkan mereka, kecuali kalau mereka sendiri memang berkeinginan untuk berdiam di rumah jompo (misal karena ada rekan seusia untuk mengobrol dan beraktivitas).

Begitu pula meski di rumah sudah ditemani pembantu atau perawat. Saya pernah membaca di Jepang telah diciptakan robot Ifbot yang dirancang khusus untuk mengobati rasa sepi para lansia. Robot tersebut mempunyai kemampuan percakapan sederhana, basa-basi, bahkan menyanyi. Kabarnya robot berharga sekitar 50 juta rupiah itu sudah terjual banyak di Jepang.

Kalau robot tersebut tidak laku di sini, semoga bukan karena mahalnya, tetapi karena masih banyak manusia sejati yang bisa mengobati rasa sepi.
Sayang saya tidak hapal lagi lirik lagu di atas, sehingga tidak dapat menulisnya di sini. Tetapi saya masih hapal segenap rasa syukur dan bakti yang terkandung di dalamnya.
************

Jangan Pergi Sendiri Lagi, Ma…
Lembayung – Solo the Spirit of Java


Dear Zev, Kokiers dan Kokoers dimana pun Anda berada apa kabar? Semoga selalu sehat dan bersemangat ya…

Seumur hidup saya tidak pernah tinggal terpisah dari orang tua, dari lahir sampai SMA. Tetapi setelah diterima kuliah di Jogja, mau tidak mau saya terpaksa harus kost, yang berarti juga tinggal terpisah dari kedua orang tua saya. Yang membuat saya senang adalah walau pun saya belum pernah tinggal terpisah tetapi mereka tidak melarang saya kuliah di lain kota, dan tetap mendukung keputusan saya.

Mama saya adalah orang yang paling sigap dalam menghadapi ini semua. Persiapan demi persiapan dilakukan untuk awal saya kuliah. Barang-barang mulai dibeli untuk nantinya di bawa ke Jogja. Tape recorder (saya paling tidak bisa tidak mendengar musik seharian), meja lipat untuk menulis, bantal guling yang baru, karpet, lemari, dan perlengkapan darurat dapur (sendok, piring, gelas, panci untuk buat indomi).

Mama juga turun sendiri ke lapangan, ikut ke Jogja dalam rangka mencari kos-kosan yang layak huni untuk saya. Tanya sini, tanya sana, naik bus ke sini, ke sana, jalan kaki lewat sini, sana, kebanyakan tidak berkenan di hati mama. “Jangan yang kost campur tho Ndhuk, ngawur kowe!” ada juga yang “Ini daerahnya sepi banget, banyak pohon-pohonnya, tapi rumah penduduknya masih jarang” ada juga “ Wah, kalau mau jalan ke depan cari bus, jalannya terlalu jauh, kasihan kamu nanti” dan banyak sekali komentar-komentar yang lain. Sekalinya saya suka, eh harganya yang mama saya nggak suka. He…he…he…

Akhirnya tibalah kita pada suatu rumah kost yang kamarnya sih biasa saja, tapi aksesnya memudahkan aktivitas saya. Ibu kost saya punya warung makan, wartel, depan kost saya ada rental computer, dan beberapa meter dari kost saya ada warnet dan tukang sayur. Harga kamarnya masih terjangkau, tahun 2000 masih Rp.1.200.000,- untuk 1 tahun.

Mama saya memang hebat.

Minggu pertama kost, saya selalu tidak bisa tidur. Rasanya tidak betah sekali. Makan banyak yang tidak doyan, di Jogja semua masakan rasanya manis. Berat badan menyusut. Di kos tidak ada TV, jadi sering bengong, kalau sudah begini, jadi ingat kehangatan rumah. Saya tidak berani telepon dan mengeluh kalau tidak betah dengan berbagai alasan di atas, tapi sepertinya mama merasakan apa yang saya rasakan.

Tidak disangka setelah satu minggu saya meninggalkan rumah, mama telepon dan berkata bahwa akan menengok saya di Jogja. Saya senang sekali karena mama akan datang, dan tidak sabar menunggu sore tiba.

Ketika mendengar suara mama memanggil di depan pintu kamar saya, saya langsung melompat kegirangan. Tapi ekspresi kegirangan itu berubah ketika saya tahu mama saya datang sendiri tanpa papa, karena papa sedang dinas kantor, papa tidak bisa menemani.

Saya terharu, bahagia, dan segala perasaan yang campur aduk menjadi satu, mata saya mbrambangi (berair menahan tangis) teringat betapa kasih mama kepada saya. Padahal seumur hidup saya belum pernah melihat mama saya pergi sendirian. Mama tidak bisa naik sepeda dan motor, sehingga kemana pun mama pergi, papa dengan setia selalu mengantarkannya. Mata mama tidak bisa melihat jelas jika jarak jauh, katanya matanya selalu merasa ada bayangan, dan juga mama selalu pusing dan cepat panik jika berada di keramaian. Mama saya memaksakan pergi sendiri untuk melihat keadaan saya. Saya tidak bisa membayangkan mama menunggu kereta di stasiun, berjubel dalam bus kota, dan berjalan kaki menuju kost saya.

Kalau tahu mama berangkat sendiri, pasti saya akan jemput di stasiun. Tetapi mama memang sengaja tidak mau memberi tahu saya.
Mama menginap semalam, kami banyak bercerita, pergi makan, dan berbelanja sabun cuci untuk saya. Mama memantau keadaan sekitar kost di malam hari, dan katanya kost saya lolos sensor, karena aman-aman saja.

Besoknya mama pulang ke Solo, saya antar sampai halte bus untuk kemudian melanjutkan perjalanan ke stasiun. Mama tidak mengijinkan saya antar sampai stasiun karena saya harus mempersiapkan bahan-bahan untuk OSPEK keesokan paginya. Dengan berat hati saya melambaikan tangan pada mama di halte bus.

Dua jam kemudian papa menelepon saya dan menanyakan apakah mama jadi pulang sore itu, padahal papa sudah menunggu untuk menjemput di stasiun Solo. Saya kaget, bingung, panik karena kata papa, keretanya belum sampai juga. Papa juga sudah tiga kali bolak balik rumah-stasiun, siapa tahu mama sudah berada di rumah. Saya berpikir jika terjadi sesuatu dengan mama, saya tidak akan memaafkan diri saya seumur hidup,mama ke Jogja karena ingin menengok saya! Saat itu mama masih belum punya HP, masih barang mahal dan tidak terjangkau untuk keluarga kami, Saya tidak tahu bagaimana cara menghubungi mama. Tetapi kemudian saya putuskan untuk telepon ke stasiun saja, mencari informasi. Untungnya, memang kereta api yang akan ditumpangi mama itu berangkat terlambat. Kereta yang harusnya berangkat jam 16.00, ternyata jam 22.00 baru berangkat, karena ada kecelakaan di jalur yang akan dilalui. Saya sedikit bernafas lega.

Jam 23.30, papa telepon dan mengabarkan kalau mama sudah sampai di rumah. Saya bersyukur dan tambah legaaaa…. sekali.

Itu adalah pengalaman pertama mama pergi sendirian. Pertama dan terakhir, karena saya tidak akan pernah mengijinkan mama pergi kemana pun sendirian. Tidak akan pernah…

Terima kasih Zev, Kokier, Kokoers, may God Bless You… God Bless Us…
*************************

Kekuatan seorang wanita
Tyas - Bogor


Dear Zev..

Sebelumnya perkenalan dulu aku adalah seorang ibu rumah tangga dengan tiga anak (cowok, cewek, cowok), dan kebetulan punya pekerjaan sampingan sebagai pns di Jakarta, he..he..

Kenapa pns kuanggap sbg sampingan ? Karena memang demikianlah adanya.
Pulang kerja nyampe rumah jam setengah 6-an (maklum rumahku di Bogor). Itupun dengan catatan kalau pulang on time jam 4 tet langsung lari nyari metromini arah Uki, terus nyambung bis (AC tentunya) ke Bogor, dilanjutkan lagi naik angkot ke komplek, yang sialnya nggak pas banget depan rumah, jadi turun angkot mesti jalan kaki dulu lumayan jauh baru nyampe rumah.

Begitu nyampe, pinginnya langsung gendong baby (paling kecil), masih umur 3 bulan sudah ditinggal-tinggal hiks..

Bersih-bersih badan, beresin rumah, ngurus anak-anak yang sudah sekolah (kelas 1 dan 2 SD) dan begitu seterusnya sampai waktunya tidur. Baru terlelap sebentar babyku bangun minta ASI, ngompol, pup, minta gendong. Bisa tidur sekejap eh.. suami pulang (kantornya di Jakarta juga dan jam pulang kantornya malam banget karena lembur, ngejar setoran). Masakin air panas, siapin makan, nemenin ngobrol baru bisa kembali tidur setelah suami juga berangkat tidur. Eh, lagi enak-enaknya mimpi babyku minta ASI (lagi dan lagi dan lagi..). Bayangkan !!!

Jadi kalau kupikir, seorang wanita itu huebat banget ya, memegang banyak fungsi sekaligus dan harus berjalan dengan sukses. Walaupun dibantu dengan jasa pembantu tetap saja pada kenyataannya semua kendali harus berada di tanganku. Seorang wanita bisa menjadi seorang istri, menjadi ibu dari banyak anak, menjadi guru, merangkap koki rumah dan sekaligus tukang kebun dan cleaning service. Sedangkan suami hanya menjadi seorang suami dan seorang ayah, itupun dengan banyak catatan: ayah tidak boleh diganggu masih capek.

Alangkah tidak adilnya pembagian posisi seperti ini.
Tapi Allah memang maha besar. Pada diri seorang wanita selalu tersimpan kekuatan yang dahsyat untuk bisa mengatasi dan menjalankan semua status yang dipegangnya dengan sebaik-baiknya.

Yang menjadi pertanyaanku saat ini adalah: apakah ada yang mampu dan berhasil menjalankan semua fungsinya dengan sukses??

Ibuku juga mengalami hal seperti yang aku tulis di atas. Dan aku banyak belajar dari beliau, tapi selalu saja ada yang kurang. Misalnya: anak-anakku hanya ranking 3 (sedangkan aku dan saudara-saudaraku dulu ranking 1), karirku masih sebatas seorang staf (sedangkan ibuku menjadi direktur sebuah bank swasta), ibuku S2 sedangkan aku masih S1.

Tapi aku menilai beliau masih belum berhasil karena aku seringkali kehilangan sosok beliau ketika aku ingin bermanja-manja. Ketika pulang sekolah aku ingin bercerita, ibuku belum pulang kantor. Ketika ada PR dan butuh bantuan ibu, aku terpaksa mengerjakan sendiri atau menunda mengerjakannya malam hari, ketika tidur siang pingin dikelonin ibu aku sudah harus tidur sendiri (sama seperti yang dialami anak-anakku sekarang).

Dan aku menjadi dendam.
Aku tidak ingin anak-anak semerana aku dulu, walaupun eksesnya aku tumbuh menjadi lebih mandiri dibanding anak lain seusiaku.

Dengan pengalaman itu, aku bertekad untuk menjadi ibu yang baik (yang lebih baik dari ibuku). Selalu melibatkan diri dalam sekolah anak-anak, Sabtu dan Minggu full untuk mereka walaupun sekedar antar jemput ke sekolah naik mio, mengantar ikut lomba (anak keduaku hobi mewarnai dan sering ikut lomba di akhir pekan).

Pulang kantor aku paksa badanku yang sudah capek untuk jemput les. Malam hari nemenin anak-anak belajar, melihat TV, sampai mereka berangkat tidur. Keesokan harinya bangun sepagi mungkin menyiapkan peralatan sekolah, seragam, menemani sarapan sampai mereka berangkat sekolah. Setelah itu secepat kilat siap-siap ke kantor.

Yang paling kasihan babyku. Dia belum bisa protes, tapi aku sangat kasihan karena seringkali dia terkalahkan dan tersisihkan waktunya oleh kesibukanku mengurusi kakak-kakaknya. Untuk babyku yang sangat kusayangi aku meluangkan semua sisa waktuku. Begitu aku pulang kantor sampai aku berangkat lagi keesokan harinya praktis dia aku asuh, termasuk memandikan dan ngurus pup+pipisnya, pembantu momong dia ketika aku tidak ada di rumah saja. Malam hari bangun aku jalani dengan senyum. Aku biasa bersenandung kecil ketika menggendongnya di tengah malam. Aku pun terbiasa menggendongnya sambil menemani anak-anakku belajar atau sekedar menerangkan acara TV. Pagi hari sebelum kekantorpun aku memandikannya dulu dan mengurusnya sampai dia tertidur.

Peran suamiku ?

Aku bingung menjawab pertanyaan itu. Dia pulang ketika anak-anak sudah tidur. Paling-paling setelah sholat subuh momong baby bergantian denganku sambil bersiap-siap ngantor.

Mungkin ceritaku ini tidak semenarik cerita lainnya, tapi aku tetap menulis dan berharap dimuat ya..

Hanya sekedar berbagi pengalaman dengan para ibu yang lainnya. Siapa tahu ada yang mempunyai tips-tips untuk membuatku lebih mensyukuri dan menikmati perananku ini..

Thank zev..
************

Kado buat Mama
REZ - St. John`s


Hallo Zeve dan kokier di global citizen (bahasa: Josh Chen) semoga minggu ini minggu yang paling membahagiakan bagi ibu-ibu yang akan mendapatkan kado-kado dari anaknya.

Kado? Ya… minggu ini pd hari minggu adalah “Mother’s Day”.

Apa ya kadonya kata anak-anakku. Apa ajalah kataku, suamiku membantah, ala……pura-pura bilangin aja ada minat. Bener juga, sama anakku yang besar di Massachussett aku minta di belikan laptop lightweith dari Gateway, Sama anakku yang nomor dua dia lagi ada di Africa ya pasti dia telepon pas jam 6:00 pagi ET ( eastern time) udah biasa bagi dia nelepon buru-buru siapa yg mengucapkan lebih dulu, itu yg terpenting, kado toh bisa di bawanya setelah pulang dari Afrika. Ada kalanya menelpon sehari sebelumnya. Yang nomor tiga masih di es em a (ini pinjam dari bahasanya: Abang Bob) pintar melukis biasanya dia menanyakan bila saya punya inspirasi mau lukisan apa? Ketiga anak ini saling bertanding sama bapaknya. Siapa yg lebih bagus memberikan kado, bapaknya selalu bilang pada mereka ‘pay nature’. Itu kadonya. Padahal gak lah, dia suka minta tolong sama anak yang di Massachussett supaya dibawakan pesanan yang telah dipesannya melalui inernet shopping.

Anak sulung kesukaannya membelikan perhiasan. kali ini saya katakana kalau gak keberatan belikan laptop aja. Karena saya akan memakainya setiap hari, kan kalau jewelry gak bisa tiap hari, masud saya , sesekali saja bila ada undangan dinner tertentu, Yaa…kalau kemahalan kamu bisa ngomong sama adik2x dan Ayah kalian, kataku KONGSIAN lah. Anakku bilang kan udah punya laptop, jawabku iya yang apple ini gak bisa dipaki program astrology, jadi aku mau pc yang bisa dipakai program itu yang ada di komputer ayahnya. Program khusus hanya untuk pc. Anakku langsung mengiyakan sambil ngomong tua-tua masih ada kemauan. Umur boleh tua, kemauan sama seperti kalian. Orang ibu saya yang umurnya hampir delapan puluh, tetap mau kalu di kasih cellular phone yang baru. Malah pinteran dia cara mempergunakannya dibandingkan saya sendiri, itu kata adikku. Belum lagi kalau kacamata bacaku lagi gak ada leher. Waduhh…lihat nomor aja musti jauh bener2x.baru kelihatan jelas.

Itulah kalau udah mendekati setengah baya. Cepat tersinggung maunya yang enak-enak di hati aja. Ini ada beberapa tips untuk kenalan dekat atau tetangga dekat anda yang sangat memperhatikan anda tentunya.

Tips untuk memberikan ucapan:

Membuat kartu ucapan hasil corat-coret sendiri dengan spidol warna warni. Bisa gambarnya bunga carnation atau bunga apa saja yg kira-kira anda tahu bunga apa kesukaannya itu, atau hanya sekedar “Happy Mother’s Day” Zeverina.

Anak dan Suami.

Memetik bunga yang ada dipekarangan rumah. Di taruh di mangkok gelas bening yang sudah di isi air ataupun gelas bening petik bunganya saja simpan di atas dimana biasanya istri atau ibu kalian duduk di meja makan atau dressing room (di atas tualet. Jangan lupa menulis you’re such a wonderful mom. Happy Mother’s Day Mom.

Suami juga bisa berbuat seperti itu sambil nulis You’re such a wonderful mom. From all of us. Love you always. Pagi-pagiiii banget ngasihnya sebelum mami bangun, biar surprise. Eh..si mami pasti nyamperin ama anak dan merangkul tuh anak kuat2x.

Anda bisa juga membuat sarapan kesukaan mami kalian suami juga bisa membuatkan bersama-sama. Pokoknya minggu ini mami harus special. Kalau anakku suka bikin Telur mata sapi dua dan serabi membuat jus sayuran dan buah-buahan yang di kupas rapi seperti bunga. Dulu saya pernah mengajarkannya bagaimana cara mengupasnya. Menata meja di luar/teras rumah dengan taplak meja yang udah disetrikanya sehingga rapi dan licin. Entah jam berapa mereka bangun. Yang kecil (16) biasanya udah menunggu di depan pintu kamar. Bila aku keluar katanya, jangan keluar dulu sebelum saya bilang ok (artinya belum siap) nah kalau udah siap aku di suruh ke teras makan breakfast bersama-sama. Wah…bagaikan sedang berada di hotel aja. Memang lain sekali suasananya. Pokoknya persis seperti ada di tempat….wisata. Entah anak2x ini ide dari mana saya segan menanyakannya. Tapi ide yang sangat bagus dan mengharukan. Kalau udah berlaku seperti ini, lupa akan kelakuannya yang kadang membandel.

Nah tips yang sangat sederhana ini membuat sang mami sangat senang dan terharu.
Biasanya kalau suami saya suka menaruh bunga di tempat tidur, begitu bangun bunga itulah yang kelihatan duluan sementara dia masih tidur juga disamping saya atau saja pura-pura tidur. Bunga yang dipetik dari halaman pekarangan rumah. Bunga rerumputan ada yg kuning (dandelion) atau yg ungu Ntah apa namanya pokoknya bagus warnanya ungu dan hibiscus juga bougenvilia. Gak usah repot beli bunga hemat uang tapi menyenangkan hati. Itulah tips dari saya semoga ada manfaatnya.

ZEVERINA, Happy Mother’s Day! Begitupun untuk para MAMA kokiers di global citizen.
Bila ada tulisan yang sedikit kurang huruf atau salah maklum aja ya !

*************

HAPPY MOTHER’S DAY MOM
CHRISSY-USA


Ingin memenuhi janjiku kepada sobat Ruly Santar – OZ. Tak lupa juga kupersembahkan kepada ibu mertuaku tercinta, walaupun beliau tidak mengerti bahasa Indonesia, tapi tau kalo saya suka nulis dikoki dan kali ini juga saya menulis untuk beliau.

Hari Minggu May 13th merupakan hari ibu di AS. Saya yang sudah tidak punya ibu kandung, ibu saya meninggal tahun 1990 karna pancreatic cancer yg menggerogoti tubuh di usianya yg masih cukup muda, 50thn, sebelum kepergiannya beliau hanya bertahan selama 6 bln. Menyedihkan lagi ketika beliau dirawat dirumah sakit, dalam waktu yg sama saya harus masuk rumah sakit karna kecelakaan. Jangan ketawa….saya kecelakaan gara gara nabrak kambing yg sedang nyeberang dalam perjalanan pulang dari rumah sakit nengok almh. ibu. Saya ngaku deh kalo waktu itu saya suka ngebut, gimana ga suka ngebut? Tinggal di kompleks Akademi Polisi yg jalanananya selalu mulus…enak buat ngebut bo!! Kambing nyeberang ga liat kanan kiri, saya ga bisa ngerem lagi waktu itu….ketabrak deh kaki kambing patah, wah kacian deh! Saya masuk rumah sakit. Dokter yg nanganin saya aja sampe ketawa setelah denger cerita ini.

Waktu itu saya masih duduk dibangku kuliah waktu almh. ibu harus meninggalkan kami. Beliau menghembuskan nafasnya yg terakhir di malam Jumat Agung (Kamis Putih). Kami sekeluarga membisikan kata maaf ditelinganya dan ayah saya bilang bhw kami tidak boleh menangis supaya arwah ibu berjalan kealam baka dengan tenang. Almarhum ibu diistirahatkan dipemakaman keluarga di kota kecil Karanganyar, Kebumen, disana juga nenek dan kedua paman saya tinggal. Saat itu hari Jumat Agung, anehnya setelah acara pemakaman selesai tiba tiba hujan deras disertai petir. Saya sendiri ga pernah tau apa artinya. Seingat saya almh. ibu saya ini orang yang sangat religious dan dekat dengan Tuhan, begitu juga ayah saya.

Setelah pemakaman setelah, kami sekeluarga harus kembali ke Semarang, karna ayah saya bertugas di Akpol, maka tak heran kalo rombongan kami dikawal Polisi. Dalam perjalanan pulang dalam hujan deras, jalan yg licin, supir (yang juga seorang Polisi) lelah dan mengantuk, entah apa yang terjadi tiba tiba mobil kami slip dan terbalik. Semua baik baik saja kecuali saya yang harus dibawa kerumah sakit, kepala saya membentur jendela mobil. Waktu itu saya harus rumah sakit lagi, padahal baru aja keluar (bukan rumah sakit gila lo!!). Entah kenapa sejak almh. Ibu sakit sampe meninggalnya, keluarga saya mengalami tragedy beruntun. Teman dekat ayah saya bilang, mestinya tunggu di Kebumen sampai 3 hari setelah itu kembali ke Semarang, mungkin arwah ibu saya masih ingin kita tunggu disana sambil ikut mendoakan bersama nenek, kedua paman saya dan para tetangga. Pokoknya seluruh keluarga depressi selama kurang lebih 1 bulan lebih. Saya selalu teringat almh. ibuku yg sangat dekat dengan dan sangat kucinta.

Setelah menikah, saya punya ibu mertua. Dulu waktu suami saya kasih tau ibunya bhw ia akan menikah dgn seorang wanita asal Indonesia, sang ibu yang sangat sayang pada anaknya ini sangat tidak setuju bahkan tidak bersedia rumahnya, yang lebih besar dari rumah kami, dipakai untuk resepsi pernikahan. Beliau tidak setuju bukan karna saya orang Indonesia, tapi memang dari sononya. Kalau dgn orang baelum kenal, beliau memang tidak memberi hati apalagi beliau orang yg tegar. Setelah mendengar penjelasan dari suami ttg ibunya, saya sangat ngerti alasan ibu manapun kalo baru kenal calon menantunya, tentu ada rasa was was kalo anaknya tidak bahagia.

Suami saya terus berusaha mendekatkan ibunya dengan saya sampai akhirnya beliau mengenal saya dan kami saling sayang. Masih ingat ketika beliau mengatakan “I love you” kepada saya seperti kepada anaknya. Pikiran negatifnyapun hilang bahkan beliau memberikan apa saja yang saya butuhkan sebagai tebusan rasa bersalahnya yg pernah menolak saya. Benar juga pepatah “tak kenal maka tak sayang”.
Sejak itu saya memiliki ibu mertua yang sangat baik, kebaikan dan kasihnya seperti ibu saya sendiri bahkan banyak diajarkan bagaimana menghadapi kehidupan di negara ini.

Beliau tinggal sendiri diseberang rumah kami, ga persis diseberang tapi beda 3 rumah ke utara, ayah mertua saya meninggal thn 1999 karna cancer (lagi lagi cancer!!). Ibuku yang satu ini adalah pensiunan seorang guru Elementary School jaman bahuela, sosok ibu yang sangat kuat dan mandiri, tidak pernah ikut campur rumah ngatur rumah tangga kami. Bulan Maret lalu beliau baru saja merayakan ulang tahunnya yang ke 86. Walaupun sudah sepuh tapi masih saja sehat dan kuat dalam melakukan segala aktivitas sehari harinya, seperti mengendarai mobil tapi hanya didaerah daerah dekat rumah sewaktu hari masih terang karna beliau dilarang mengendarai malam hari, dilarang mengendarai di free way.

Beliau juga ga pernah rewel minta dilayani ini dan itu, kadang kadang bila perlu dan sangat penting barulah menelpon kami untuk menolongnya. Cara beliau mengucapkan terima kasih adalah dengan cara membawa kami makan direstoran favorite kami, kebetulan kami punya restoran favorite yang sama. 2 minggu sekali beliau selalu membawa kami sarapan atau makan malam bersama disebuah restoran untuk berkomunikasi, ngobrol berjam jam sambil menikmati makanan. Saya hafal dengan pertanyaan awal yang selalu mendarat ditelinga saya ketika kami memulai pembicaraan, yaitu “what is new with you?” duh..senang banget kalo sudah mendaratkan pertanyaan itu, soalnya kesempatan untuk balapan ngoceh dgn suami. Ketika kami membutuhkan bantuanpun entah apapun bentuknya, beliau tidak segan segan datang menjadi pahlawan penolong kami.

Kasihnya yang tak terbatas ini dia berikan kepada kami semua anak anaknya, 3 anaknya semua laki laki dan saya, menantu dan anak perempuan satu satunya. Salah satu anak laki lakinya (kakak ipar saya) yang tinggal di Canada selalu datang berkunjung setiap 2 kali setahun. Ketika dia datang, kami semua sudah siap dengan segala acara membawanya vacation. Happy banget telah menemukan pengganti almh. Ibuku dan berada ditengah tengah keluarga baru yang saling perhatian satu sama lain. Setiap hari ulang tahun dan Natal, beliau tidak pernah lupa membagikan hadiahnya, yang sudah merupakan jadwal tetap diagendanya. Begitupula kami sebaliknya, tidak hanya hari ulang tahun dan Natal tapi hari ibu dan hari hari special lain untuk beliau, kami tak pernah lupa menomor satukan untuk memberikan perhatian khusus.
“Happy mother’s day, mom! I’m so proud to have a mom like you, thank you for being there when we need you.

Zev, thanks a lot kalo muat tulisan ini…have a good one!
******************

Ibu Mertuaku dalam rangka memperingati Mother's Day - May 13, 2007
Soka Kuning - Midwest USA


Dear Zev and kokier di manca negara,

Menjelang mother's day di US, kali ini saya ingin membagi kisah mengenai ibu mertua saya. Pada saat suami saya, waktu itu masih masa pendekatan, dia meminta saya untuk bertemu ibunya. Mendengar kata ibunya, calon mertua nantinya, saya lalu berkeringat dingin. Pada masa itu banyak cerita-cerita mengenai ibu mertua kebanyakan mempunyai kesan yang anker, jarang ada ibu mertua yang baik, cocok dengan menantunya dan dapat hidup harmonis. Kebanyakan ibu mertua digambarkan seorang ibu yang suka mengatur, mengontrol, bahkan menindas menantunya.

Saya mengenal suami saya karena kami bekerja dikantor yang sama. Saya termasuk senior karena telah bekerja di kantor kami sejak saya kuliah tingkat 1, suami saya bergabung setelah lulus S1 dari ITB. Setelah kami menikah saya keluar dan saya menempuh jenjang karier yang berbeda. Pertama saya kenal suami saya, terasa aneh, asing dan sedikit lucu. Suami saya dari keluarga sederhana berasal dari kota diluar pulau jawa, Madura. Pertanyaan pertama saya padanya adalah, Apa banyak pabrik garam disana? Dia hanya tersenyum dan menjawab Madura bukan hanya penghasil garam saja. Seingat saya waktu saya SD dan mempelajari Ilmu Bumi Indonesia dituliskan bahwa Madura penghasil garam terbesar di Indonesia. Saya yang lahir dan besar di Jakarta belum pernah keluar pulau Jawa, selalu membayangkan pulau Madura kering seperti gurun pasir tetapi berwarna putih karena banyak garam dimana-mana.

Masa pertunangan yang hanya diawali dengan 1 bulan perkenalan, suami saya meminta saya untuk bertemu ibunya di Madura. Selama perjalanan saya sangat nervous, banyak pertanyaan yang timbul. Bagaimana saya harus menyapanya? Saya biasa panggil ibu saya, mami. Apa saya harus panggil Mami, Mam, Tante, Ibu, Emak?, Apakah beliau akan punya kesan buruk kepada saya yang hidup di kota besar? Apakah beliau akan suka saya? Apa beliau termasuk ibu mertua yang suka mengatur? Karena menurut suami saya,dia anak bungsu dan juga paling disayang oleh ibunya. Tak terasa perjalanan kereta Jakarta-Surabaya berjalan dengan cepat. Dari Surabaya kami naik ferry menyeberang selat madura. Sampai di pulau Madura kami naik angkutan ke kota asal suami saya. Selama perjalanan, Madura tidak putih seperti yang saya bayangkan, melainkan hijau dengan udara yang segar, pohon yang rimbun, ladang padi dan buah-buahan. Selain madura terkesan hijau, perjalanan kami menyusuri pantai selatan, lautan terlihat biru dengan perahu-perahu nelayan. Sangat indah!.

Dengan tangan dingin, saya memasuki rumah yang berkesan kuno, kata suami saya rumahnya dibangun pada zaman belanda. Saya bertemu dengan seorang ibu berbaju kebaya dan bersarung motif madura tentunya, dugaan saya karena motif sarung yang berbeda dengan motif sarung yang sering saya lihat di Jakarta. Seorang ibu yang sangat sederhana, tetapi mempunyai pandangan yang lembut dan senyum yang hangat. Sangat menyejukkan. Beliau meraih tangan saya yang dingin, sambil bertanya, Apakah lelah dengan perjalanan yang panjang? Semua pertanyaan saya entah kemana perginya. - Baik-baik…..mam eh..ib...- Panggil saya MAMI, seperti kamu biasa panggil ibumu, katanya lagi. Pada saat itu rasa hangat menjalar keseluruh tubuh. Kesan ibu mertua yang coba mengatur menantu, mengontrol menantu lenyap dibalik senyum hangat ibu mertua eh calon ibu mertua saya yang hangat itu.

Dua bulan kemudian kami menikah, suami saya berangkat dahulu ke US untuk meneruskan studinya sedangkan saya menyusul 6 bulan kemudian. Selama saya di Jakarta dan ibu mertua di Madura, kami saling berkiriman surat dengan rutin sehingga hubungan kami sangat erat. Kemudian saya menyusul suami ke US, sayapun selalu kontak dengan ibu mertua melalui telpon ataupun surat menyurat setiap minggu yang tidak pernah putus, hubungan kami menjadi sangat erat. Resep-2 masakan madura menjadi salah satu topik utama surat kami.
Suami saya setahun sekali pulang menemui ibu, sedang saya tetap di US karena saya bekerja full time dimusim panas juga menjaga anak kami mengambil 1-2 pelajaran. Sering kali di waktu malam hari sebelum tidur, saya dan suami saya sering sekali membicarakan mengenai rencana kami selesai sekolah, kami pulang dan berkumpul dengan ibu mertua. Rencana yang indah yang menjadi motivasi suami saya untuk menyelesaikan S3nya dengan cepat. Tanpa menghadiri graduation ceremony, selesai kami dinyatakan lulus. Kami angkat koper yang telah siap sedia sejak sebulan lalu, kemudian kami sekeluarga kembali ke Indonesia.

Sampai di Jakarta saya sibuk dengan panggilan interview kerja yang telah ditawarkan waktu saya masih US. Seminggu kemudian, baru saja saya menanda tangani kontrak kerja di satu perusahaan, saya mendapatkan telpon bahwa ibu mertua saya masuk kerumah sakit dan dibawa ke Surabaya. Pada saat itu juga saya dan suami terbang ke Surabaya. Saya melihat ibu mertua terbaring lemah diatas tempat tidur. Selama 7 tahun saya tidak bertemu dengannya. Ibu mertua terlihat bertambah tua dengan kerutan diwajahnya, dimatanya, tetapi pandangan dan senyum beliau yang hangat tak pernah hilang. Saya mengurus ibu mertua selama beliau di rumah sakit. Diagnosa dokter adanya perdarahan di usus, karena ibu mertua kerasnya obat sakit kepala yang diminumnya. Dua hari kemudian ibu mertua meninggal dunia dimalam disaat tidurnya.

Hingga hari ini, walaupun pertemuan kami singkat saja, pandangan dan senyum hangat ibu mertua masih segar diingatan saya. Ada sedikit penyesalan dalam hati, mengapa ibu mertua harus meninggalkan kami begitu cepat. Walaupun mungkin tidak sejalan dengan kehendak di Atas, ada keinginan pribadi untuk ibu mertua bisa hidup lebih lama, sehingga beliau bisa menikmati kesuksesan karier suami saya dan ... ehmmm saya tentunya dan berjumpa dengan cucunya lebih lama. Selama ini ibu mertua selalu hidup sederhana. Walaupun rindu beliau sangat mendukung dan memberi dorongan supaya kami belajar, berjuang dan bekerja dengan baik di luar negeri.
Semoga ibu mertua bisa melihat kami dari Atas sana dengan senyumnya yang hangat.

Tiada kata yang dapat saya ungkapkan selain: Thanks you. I will always remember you. I love you, Mami!.


Mama, Belikan Aku BH
Aimee - Bangka


Aku gundah di dalam kamar, aku malas ke sekolah. Bukan karena aku anak pemalas. Tapi karena hari ini hari Jum’at. Hari dimana ada pelajaran olahraga di jam kedua.
Aku bukan malas olahraga, aku juga tidak membenci sinar matahari pagi yang bikin aku berkeringat, juga bukan benci gerakannya, apalagi benci guru olahraga ku yang baik.
Tapi sekarang aku sudah kelas 5 SD. Aku tak tau kenapa, setiap ganti baju bersama teman2 di kelas atau di belakang WC, aku selalu malu. Malu dengan teman teman ku yang selalu menanyakan kenapa aku belum memakai Miniset, BH untuk anak kecil.

Semua temanku sudah memakainya, ada yang berwarna coklat, ada yang berwarna putih, ada yang berenda, ada yang polos, dan ada yang bergambar mickey mouse. Mereka tampak pede berganti pakaian beramai ramai. Sedang aku memilih di sudut kelas, berganti pakaian, sambil menutup tubuh depanku dengan kemeja yang barusan kupakai tadi.

Mimi teman sebangku ku berteriak,
“ Kenapa jauh jauh gantinya, kan bangku kamu disini?”
“Tidak apa apa, hanya saja aku tidak terbiasa ganti baju beramai ramai “ jawab ku
“ Kamu belum pake miniset ya?” Tanya Mimi
“Belum” aku menunduk sambil terus melonggarkan kaos olahraga sekolah.
“jadi kamu cuman pake singlet aja di dalem?”
“iya, udah yuk keluar udah sepi” jawabku mengalihkan perhatiannya untuk tidak terus bertanya

Perubahan fisikku memang belum terlihat nyata, hanya sedikit menyembul saja. Tapi Mama bilang belum perlu, atau mungkin Mama belum punya kelebihan uang untuk itu. Aku tau untuk baju sekolah dan baju sehari hari saja, kami sekeluarga seringnya mendapat lungsuran dari sepupu kami yang lebih berada. Tapi aku bertekad akan terus merengek, “Mama, belikan aku BH”. Sampai Mama membelikannya untuk ku.

Aku pulang bersama Santi dan Mega, aku lesu. Sepanjang perjalanan aku diam saja. Santi dan Mega terus bercanda. Aku tak peduli, aku masih gusar.
Aku masih duduk di dapur luar, aku menunggu Mama pulang. Aku ingin minta sekali lagi ke Mama untuk membelikan aku BH. Sudah jam 4 sore, tapi Mama belum pulang. Apa masih belum laku dagangan nya?

Jam 4.30 sore Mama sampai, keringat nya mengalir dari dahinya, walau tertutup caping tetap saja ia berkeringat. Mengayuh sepeda tampaknya bikin capek juga. Duh, Mamaku pasti capek sekali hari ini. Aku batalkan dulu deh untuk sore ini, tunggu nanti malam saja, mungkin mungkin Mama sudah tidak terlalu capek, mau mendengarkan permintaanku.

Malam nya, Mama masih saja sibuk. Membuat sapu sabut. Aku mendekat, kupikir ini saat yang cukup tepat. Saat Mama diam membuat sapu sabut, biasanya Mama mau mendengarkan aku bercerita, jadi aku berani kali ini.

“Ma, tadi siang aku pelajaran olahraga”
“---hmm ya, Jumat ya”
“Ma, kata teman ku, aku sudah seharusnya pake BH atau Miniset”
“---“ Mama diam.
“Ma…, aku malu. Tiap ganti baju selalu mesti berbalik punggung, teman temanku semua sudah pake miniset, aku belum. Walau pun di kelas yang ganti cewe semua, kan malu Ma, kalo aku cuman pake singlet dalem aja.”
“Ya, Ma, belikan ma, satu ajaaaaa…..warna coklat bagus ma, yang ada rendanya, kalo dicuci berkali kali gak kelihatan jelek nya, ya Ma ya….”

Aku menyemburkan kata kata seperti petasan injek, dan Mama hanya diam menatap lurus ke anyaman sapu yang gak lurus lurus walau udah dirapikannya berkali kali.

“Sudah malam, sana tidur, buku buku besok sudah disiapkan belum?”.
Hmmm…kali ini pun aku gagal memohon pada mama, masa sih aku mesti minta ke papa. Lebih malu lagi. Juga kasihan jika jadi beban papa, aku minta ini itu. Biaya hidup kami saja sudah pas pas an sekali.

Aku tidur, esoknya aku sekolah seperti biasa. Masalah BH dan Miniset sudah tidak jadi pikiran lagi. Karena tidak ada jam olahraga. Aku bebas tidak memikirkan benda tebal berbusa itu lagi. Aku sibuk dengan Santi dan pohon jambu nya, sibuk dengan Mega dan komik komik pinjaman nya.

Sekarang hari Kamis, dan aku gundah gulana lagi, besok sudah Jum’at. Aku pasti tidak semangat sekolah lagi. Mama hari ini tidak bangun jam 3 pagi. Kenapa ya? Apa Mama sakit? Yang aku tau, bubur putih sudah ada di meja. Habis sarapan aku pergi ke sekolah. Mega sudah berteriak teriak dari ujung jalan.

“Sudah siang, cepat, nanti sudah bel”.
Siang bagi kami adalah jam 6.15 pagi. Karena masuk kelas jam 7.00. Jalan ke sekolah ku naik turun bukit bukit kecil, jauh sekali tidak, dekat juga tidak.
Ah,…besok gimana ya? Aku masih belum punya BH.

Aku pulang masih mikirin BH yang hanya bisa aku lihat di badan teman dan kakak ku. Tapi punya teman teman ku kok bagus bagus, berbeda dengan punya kakak.

Sampai dirumah aku kaget, Mama dan sepeda onthel nya ada di rumah. Mama tidak jualan hari ini. Apakah Mama benar benar sakit? Aku menemukan Mama di dapur, sedang masak. Kukira Mama menerima orderan kue dodol, seperti biasa.

Jika Mama mengaduk adonan kue dodol, aku senang karena Mama pasti sambil mengajari ku bernyanyi, dari Thien Mi Mi, Ni Cem Me Suo, sampai Se Sang ce yau Mama Hau. Dia bahkan sering mencatat kan untuk ku beserta artinya.

“Kok, Mama tidak jualan?”
“Tadi Mama ke pasar, cepat ganti baju dan makan, di kamar ada miniset buat kamu, besok bisa dipakai”

Aku tertegun, mama berbicara sambil tetap memasak. Aku ingin memeluknya, tapi di keluarga kami tidak pernah saling memeluk Aku malu. Walau dia Mama ku.
Aku berlari ke kamar, tidak ganti baju sesuai kata kata mama, aku malah membuka kresek hitam kecil. Miniset yang kutunggu selama ini, Miniset yang membuat aku gundah setiap Jum’at, yang hanya bisa aku lihat di tubuh teman teman ku. Sekarang aku punya satu. Horeeeeeeee…….Jum’at ku tak lagi gundah.

Esok esok aku lihat Mama sering berkutat di depan mesin jahit merek Butterfly-nya. Semua kain bekas di karung gudang atas tiba tiba saja bermigrasi ke kamar kami. Mama membeli bergulung gulung karet celana. Rupanya Mama menjahit celana pendek untuk dipakai sehari hari, dari Mama hingga anak memakai celana pendek berwarna sama. Warna warni dengan pola tidak jelas, hanya sebatas lebarnya perca yang tersisa, dijahit sambung menyambung.

Kadang aku sedang tidak suka, aku protes, aku malu memakai celana perca buatan Mama, walau sebagian ada yang masih utuh kain perca nya. Satu celana bisa sama warna nya. Kadang kami tampak seperti Badut pesta. Hijau di depan, merah di belakang, tapi kata Mama tidak apa apa, hanya buat tidur dan dirumah saja.

Itu cerita aku saat aku kelas 5 SD.

22 November 1997.

Hari ini aku memandikan Mama ku, kupakaikan Mama BH terbaik yang ia punya. Kuganti pakaiannya dengan gaun yang paling ia suka, putih berbunga bunga. Kudandani ia seperti layak nya pengantin. Hari ini Mama cantik sekali walau mukanya pucat.

Kuseka kuku kuku nya dengan lap basah, jari jari tangannya mengeras. Terlalu erat menggenggam tali kehidupan tampaknya. Sekuat tenaga berpegang, berjualan yang halal untuk kehidupan anak anak nya. Betis Mama juga besar, menggoes sepeda bermil mil tiap hari, menempa betisnya jadi sebesar ini. Tapi dari semua yang tampak diluar,

Mamaku Mama tercantik di dunia ini.

Aku memeluk nya, ini pertama kali aku memeluk Mama ku, tapi ia tak membalas pelukanku. Tangannya tetap mengeras, tak bergerak, walau hanya utk mengusap kepalaku yang ada disisi nya.

“Sudah waktunya” kata seorang kerabat kami yang tertua. Sedikit senyum dan airmata tumpah bersama. Kami mengantar Mama dengan pakaian terbaiknya, ke liang sunyi peristirahatan terakhir. Hari ini Mama dimataku tampak sama cantik ketika dia membelikan BH pertama ku.

19 November 2008

Aku duduk di depan Komputer kerja ku, menekuri bulan November yang hampir habis. Kemarin aku berjalan jalan ke Mall. Aku melihat banyak BH, dari yang berkualitas baik hingga yang biasa saja, dari yang bertengger sexi di patung hingga dalam box box, dari harga menjulang, hingga hampir nyungsep terkena promo diskon.

Aku ingin berkata,

“Mama…aku sudah mampu membelikan Mama BH , aku takkan merengek lagi?”

Aku sudah mampu membeli berlusin BH dengan kualitas terbaik yang aku inginkan. Sudah bisa membeli jeans yang berjejer di counter counter ternama. Sudah tak akan merengek minta dibelikan lagi. Disini aku meretas kehidupan baru yang berbeda dengan dunia kita dahulu. Bukan lagi dunia dalam kain perca.

Perjalanan hidup bisa tergerus oleh dimensi waktu, jarak dan ruang, Namun Dirimu tetap Mama ku yang tercantik, dengan BH apapun yang kau pakai, dengan celana bagus ataupun celana jahitan perca.

Aku ingin mendengar kau bernyanyi sambil mengaduk adonan kue dodol, mengalun lah dalam lagu…lagu kita, lagu yang kita nyanyikan bersama……

Se Sang Ce Yau Mama Hau…Mama adalah yang terbaik dalam hidupku.
Masih berkumandang, masih begitu menyentuh, masih begitu dekat rasa nya suara itu.
Jikalau masih bisa ingin kupeluk diri mu tanpa perlu ada rasa malu. Karena kamu adalah Mama ku, satu satu nya orang yang rela tak berjualan satu hari demi membelikan aku sebuah BH.

November berlalu seiring waktu, Kau masih terbaik di hatiku. Mom is the Great in My Life.

世上只有妈妈好 (Mommy's the only dearest in the world)
有妈的孩子像个宝 (With a mom, you have the most valued treasure)
投进了妈妈的怀抱 (Jump into mom's heart)
幸福享不了(and you have endless happiness)

世上只有妈妈好 (Mommy's the only dearest in the world)
没妈的孩子像根草 (without a mom you are like a piece of grass/straw)
离开妈妈的怀抱 (away from mom's heart)
幸福哪里找 (where will you find happiness?)




Komentar :

ada 36 komentar ke “Special Edition: Happy Mother's Day 2009”
Anonim mengatakan...
pada hari 

Pertamaxxxx

Anonim mengatakan...
pada hari 

God bless every single mother in the world!

Penyanyi Dangdut

Za Harun mengatakan...
pada hari 

met hari ibu yaaaaaaaahhh....

ariana mengatakan...
pada hari 

Happy Mother Day.... cerita yang apik, walaupun pernah baca artikel ini sebelumnya...

Kasih ibu kepada beta
Tak terhingga sepanjang masa
Hanya memberi, tak harap kembali
Bagai sang surya menyinari dunia

Alexa mengatakan...
pada hari 

Berbahagialah yang masih punya ibu...hikzzz... pantes ya semalam aku mimpi ketemu alm ibu. Rupanya sekarang menjelang hari ibu....

Anak Bintang mengatakan...
pada hari 

Rindu pulang, rindu dekapannya, rindu bercerita sampe pagi hingga salah satu diantara kami tertidur. Rindu rebutan komputer, jalan-jalan-jalan di pelabuhan atau naik kereta api. Ibuku salah satu perempuan paling hebat yang pernah aku kenal. Beliau yang membebaskanku terbang dan selalu membekaliku dengan 2 bungkus rokok dan sekilo jeruk.

Ibuku juga ga kenal rasa takut termasuk untuk adaptasi lagi pas baru pindah ke sini. Paling funky dan paling demokratis...sampe lulus kuliah, rumah biasa jadi base camp. Bahkan kalo aku ga ada di rumah, ibuku biasa tinggal bersama teman-temanku. Kalo dihitung-hitung, ibuku lebih banyak menghabiskan waktu dengan teman-temanku.

Kalo satu per satu ditulis keunikan ibuku, bisa terlalu panjang. Tuhan yang baik, tolong jaga dan berkati ibuku dan semua ibu di dunia ini, termasuk Zeverina.

Unknown mengatakan...
pada hari 

Happy mother day...kepada seluruh wanita di mana saja, terutama para kokiers....jadi rindu sama ibunda...buat Z " pilihan sangat tepat dalam rangka menyambut Mother's day.....thanks for all the articles...

fatso mengatakan...
pada hari 

Mother (Pink Floyd)
http://www.youtube.com/watch?v=LWoyZixx1l4

Mother, do you think they'll drop the bomb?
Mother, do you think they'll like this song?
Mother, do you think they'll try to break my balls?
Mother, should I build the wall?
Mother, should I run for President?
Mother, should I trust the government?
Mother, will they put me in the firing line?
Is it just a waste of time?

Hush now baby, baby, don't you cry
Momma's gonna make all of your nightmares come true
Momma's gonna put all of her fears into you
Momma's gonna keep you right here under her wing
She won't let you fly, but she might let you sing
Momma's gonna keep Baby cozy and warm
Oooo Babe
Oooo Babe
Ooo Babe, of course Momma's gonna help build the wall

Mother, do you think she's good enough
For me?
Mother, do you think she's dangerous
To me?
Mother will she tear your little boy apart?
Mother, will she break my heart?

Hush now baby, baby, don't you cry
Momma's gonna check out all your girlfriends for you
Momma won't let anyone dirty get through
Momma's gonna wait up until you get in
Momma will always find out where you've been
Momma's gonna keep Baby healthy and clean
Oooo Babe
Oooo Babe
Ooo Babe, you'll always be Baby to me

Mother, did it need to be so high?


Happy Mother’s Day
May 10, 2009

Anonim mengatakan...
pada hari 

Terharu banget baca semua artikel ini mpe nangis n inget mam nun jauh di sana. Salam kenal semuanya. Happy mother's day...

caridaki mengatakan...
pada hari 

HAPPY MOTHR'S DAY UNTUK SEMUA KAUM IBU DI kOKI WORLD

Linda PT mengatakan...
pada hari 

Untuk semua Ibu, entah Ibu yang baik sampai yang buruk sekalipun, dari ibu yang betulan karena sudah melahirkananak secaraa fisik maupun melahirkan anak dari hati dan batin, di seluruh dunia, khususnya para Ibu di KoKi, selamat merenungkan makna Hari Ibu dan selamat merayakannya. Tuhan memberkati para Ibu sekalian dan kita semua. AMIN.

Linda PT
lindacheang (google)

Dewi Meong mengatakan...
pada hari 

HAPPY MOTHR'S DAY UNTUK SEMUA KAUM IBU DI kOKI WORLD

Dewi Meong mengatakan...
pada hari 

Semoga emak2 yang sedang susah di luar sana diberikan jalan terangnya, diberikan kemudahan, dikirimin malaikat penolong.

Semoga emak2 yang sedang sakit di luar sana, diberikan kesembuhannya, dikirimin dokter terbaik.

SElamat Hari Emak Sedunia.

dari anak mu di KOKI

Ininnawa mengatakan...
pada hari 

seandainya air laut dijadikan tinta buat menulis, seluruh lautan dibumi akan kering, namun tak mampu mengungkap semua kebaikan dan kasih sayang ibu.

aku sayang ibu.

happy mother`s day.

Farvel mengatakan...
pada hari 

Membaca kembali semua artikelnya membuatku menangis karena teringat dgn sosok alm.mamaku. Benar kt Melly Goeslaw di "Bundanya" : ada dan tiada dirimu..kau selalu ada didalam hatiku.
Sosok mamaku tdk akan pernah tergantikan oleh siapapun didlm hatiku..Beliau selalu ada bersemayam dihatiku..Ah..mama..aku rindu dekapanmu,rindu tawa dan cerita2mu...aku selalu sayang mama..beristirahatlah dgn tenang karena segala perkerjaanmu diduniawi telah selesai..

Selamat hari ibu diseluruh dunia

salam

Iwan Satyanegara Kamah mengatakan...
pada hari 

Mother, sudah pasti terbaik dan tersayang. Tapi gak ada yang peduli sama Mother-in-law. Kenapa sich? Gak harmonis ya... Dia ibu kita juga lho! (bagi yg sudah berumah tangga)

tjantik mengatakan...
pada hari 

baca artikel2 diatas bikin hatiku mengharu biru... jadi inget emakku sendiri yang juga merupakan wanita tangguh yang berhasil menghantar 8 anaknya untuk mandiri. .. hari ini kami akan rayakan early Moter's day dirumah mertua...

Dian.. cerita apelmu mengingatkan masa kecilku, 1 apel dibelah 8, sedangkan emakku sendiri ngalah... emakku selalu ngalah, selalu makan setelah anak2nya kenyang, makan apa yang tersisa.. duh sedih deh

HAPPY MOTHER'S DAY buat ibu2 dan emak2 kokiers semua, have a blessed one

luien mengatakan...
pada hari 

Ni wen wo ai ni you duo shen,
wo ai ni you ji fen
Wo de qing ye zhen, wo de ai ye zhen
Yue liang dai biao wo de xin

Ni wen wo ai ni you duo shen,
wo ai ni you ji fen
Wo de qing bu duo, wo de ai bu bian
Yue liang dai biao wo de xin

Qing qing de yi ge wen,
yi jing da dong wo de xin
Shen shen de yi duan qing,
jiao wo si nian dao ru jin

Niwen wo ai ni you duo shen,
wo ai ni you ji fen
Ni qu xiang yi xiang, ni qu kan yi kan
Yue liang dai biao wo de xin


HAPPY MOTHER'S DAY MOM.....
HAPPY MOTHER'S DAY UNTUK IBU DI SELURUH DUNIA, BAIK IBU KANDUNG ATAUPUN IBU ANGKAT AKU YAKIN PERJUANGAN DAN KASIH SAYANGMU ADALAH TULUS...

Anonim mengatakan...
pada hari 

HAPPY MOTHER'S DAY buat para Ibu semua....dan thanks buat semua artikelnya yg mengharu biru.. ( walo ada yg udah aku baca dulu..aku baca lg dan membuat aku nangis lg )rinduku semakin semakinnnn dalam pd Ibuku yg nun jauh disana...Minten

Unknown mengatakan...
pada hari 

Papa idolaku tapi Mama adalah pahlawan dihidupku...hiks hiks artikelnya hari ini bikin biru...bersyukurlah buat yang masih punya ibu. Tunjukkan kasih sayang kalian selama masih ada sisa waktu. Happy mother's day.

bejantenan mengatakan...
pada hari 

Happy Simbok Day, mBok!

Anonim mengatakan...
pada hari 

Untuk para bapa, waktunya lekas bangun bikin suprise buat para Ibu!

Bawakan serapan pagi lengkap dengan minuman kesenangan sang ibu ketempat tidur. Hi.hi.hi.

TwinsMom mengatakan...
pada hari 

Feb'05, mama saya berpulang kerumah Tuhan. tp rasanya masih spt 'just the other day' she was here helping me with my (then) twin infants..dgn segala kelebihan & kekurangannya sbg mahluk ciptaan Tuhan, she was a truly wonderful Mother..Happy Mother's Day, Mama :)

TwinsMom mengatakan...
pada hari 

Setuju dgn Nyi, buat yg masih punya Ibu, tunjukan rasa cinta,hormat&baktimu pada beliau2..Love you, Mama! :)

Dewi Meong mengatakan...
pada hari 

Happy Simbok Day, mBok!

kita mengatakan...
pada hari 

@Nunuk: Hari Ibu di Indonesia (22 Desember), sebenarnya lebih tepat dikatakan "Hari Pahlawan Perempuan" ^_^.
@Aimee: cerita kita sama ^_^. AKu biasanya akan milih pojok ruangan olahraga (tempat ganti) supaya nggak diliatin teman-teman; kalo nggak sekalian ganti sendirian di wc ^_^.

TwinsMom mengatakan...
pada hari 

klo saya dgn ibu mertua baik2 aja...saya menghormati beliau sbg suami..tapi hubungan kami rada formal, krn jarang bertemu...jarang bicara ditelp juga, krn pendengaran beliau kurang baik dan let's face it, I have accents too :)

TwinsMom mengatakan...
pada hari 

ralat dikit: sbg ibundanya suami :)

TwinsMom mengatakan...
pada hari 

MY MOTHER TAUGHT ME LOGIC. " BECAUSE I SAID SO, THAT'S WHY." p.s. hasil kutipan (bukan bikinan saya) sekedar memeriahkan hari Ibu :)

TwinsMom mengatakan...
pada hari 

MY MOTHER TAUGHT ME BEHAVIOR MODIFICATION.
"STOP ACTING LIKE YOUR FATHER!" para bapak, maaf yah, kutipan aja ko :)

TwinsMom mengatakan...
pada hari 

My MOTHER TAUGHT ME GENETICS. "YOU'RE JUST LIKE YOUR FATHER." maaf lagi para bapak, another kutipan! :)

L.Hendranata mengatakan...
pada hari 

saya mengertinya "HARI IBU" di indonesia tgl 22 Desember, ternyata beda ya dgn yg internasional.? SELAMAT HARI IBU pada semua ibu di dunia, yg belum jadi ibu, jangan tunggu jadi ibu dulu untuk merasakan gimana sayangnya seorang ibu pada anaknya.!
seorang ibu akan tahan segala penderitaan fisik untuk memberi kasih sayang pd anaknya, tapi dia tidak akan tahan jika anaknya tersakiti walaupun hanya seujung rambutpun.
salam hangat untuk Zeverina dan semua kokiers (beneran) bukan yg gadungan dgn meminjam nick kokier lain.

Anonim mengatakan...
pada hari 

Kumpulan artikel Mother's Day -nya mantep banget ini. HAPPY MUM'S DAY.. (Juwii)

Muti mengatakan...
pada hari 

Happy Mother's Day to All Mom in the World... Berbahagialah kalian yg masih mempunyai Ibu. Ingatlah Surga di Telapak Kaki Ibu! Please be good to Her because when she is gone for good, you'll miss her so mucth! like I do :( :( :( Selamat Hari Ibu untuk Almarhumah Ibuku Tercinta... Terima Kasih atas Segalanya.... (Sorry Kokiers, aku gak sanggup baca article ini on time :( Thanks to everybody for Article MOTHER'S DAYnya :) Peace...

Untuk Arty di Jakarta, Pengorbananmu sangat Luar Biasa! Your children will appreciate that when they are bigger :) Dirimu sangatlah berArty:) bagi Suamimu, Berbahagialah Jeng! Salam kenal from a Mom of two in Seattle. Peace...

Muti mengatakan...
pada hari 

Happy Mother's Day to All Mom in the World...

Saung Web mengatakan...
pada hari 

Artikel yang bagus nih.. jadi ingat almarhum ibu.. hikhik.. semoga dia mendapat tempat yang layak di alam sana.. amin.. ohya ijin copas potonya ya..

Posting Komentar

 

Bilik Gemuruh (Chatroom)

Pelajaran SMP

Kokiers

HEADLINE NEWS
pengunjung sejak 29 April 09

Greeting