headlines

28 April 2009

Sang Putri dan Ancaman Berdarah

Nyi Dch - Kanada

Hai kawula semua, seperti biasa Nyi muncul lagi membawakan cerita tentang taman sari putri Zena dan hal-hal menarik yang terjadi didalamnya (menurut Nyi lho...)

Terbetik kabar bahwa sang putri sedang bermuram durja. Biasalah gosip di taman sari ini kecepatannya seakan kilat menyambar atau lebih kerennya seperti kecepatan cahaya wus wus wus semua kawula langsung membicarakannya. Ada apakah gerangan dengan sang putri? semua bertanya-tanya. Para tetua, penasihat dan ahli istana berkumpul untuk mendiskusikannya. Rapat penting dipimpin oleh paman patih JC Tinggibanget.

Paman Patih : Saudara penasihat dan ahli istana sekalian, saya adakan rapat penting ini sehubungan dengan keadaan putri kita tercinta.

Peserta rapat : Berdengung suara-suara ramai...ada apakah gerangan rupanya paman patih

Paman Patih : Sepertinya sang putri kita terkena penyakit "Ngambek". Yaitu penyakit yang agak membahayakan. Tanda-tanda penyakit itu adalah pembengkakan pada area sekitar bibir membuat bibir menjadi lebih maju dibandingkan hidung dan juga bola mata menjadi lebih besar atau istilah kedokterannya "melotot". Membuat yang terkena penyakit itu jadi nggak mood untuk hal-hal tertentu.

Peserta Rapat : Wah berbahaya kalau begitu penyakit "Ngambek" itu. Kenapa putri tercinta bisa terkena penyakit itu pamanda patih?

Paman Patih : Sang putri kita menerima ancaman.

Ki Ageng Dikitikkitikgeli : Ancaman apakah itu? ancaman putus cintakah? wahai anak-anak muda, yang muda yang bercinta. Ancaman putus cinta memang bisa membuat dunia tak bergairah, sedih, merana. (ini yang bicara Ki Ageng dikitikkitikgeli apa bang Rhoma Irama sih hehe..).

Paman Patih : Bukan bukan ancaman putus cinta, tapi ini ancaman berdarah. Ancaman yang berupa kecaman.

Ki Wesewesewes Bablasangine : Wah wah ini merupakan hal yang serius bisa membuat perekonomian disekitar taman sari mengalami gonjang ganjing resesi.
Paman Patih : Hah bisa berdampak sebesar itu Ki Wesewes?

Ki Wesewesewes : Ohya karena dengan terkena penyakit "Ngambek" putri akan nggak bergairah lagi untuk bercanda, bercengkrama dan membacakan surat-surat dari para kawula disegala penjuru mata angin. Membuat taman sari akan sepi karena para kawula nggak lagi mau bermain-main ditaman sari bila tidak ada sang putri. Sang putri dan taman sari adalah ibarat sisi koin mata uang, selalu bergandengan tak terpisahkan. Nah apabila hal tersebut terjadi maka kedai-kedai kopi, sotomie, sop buntut, kios underwear, dan kios-kios lain disekitar taman sari akan menjadi sepi pelanggan. Kelamaan hal ini akan berpengaruh pada geliat dinamisme perekonomian ditaman sari juga. Yah istilah kerennya chain reaction begitu.

Peserta Rapat : Terdengar suara-suara ahh ohh ahh ohh yang panjang.

Paman Patih : Wah ternyata memang gawat dampak dari penyakit tersebut. Jadi apa yang harus kita lakukan sekarang ini, adakah yang mempunyai ide?

Maka ramailah para peserta rapat mengemukakan pendapat dan idenya masing-masing. Seperti Pendekar Lembah Silikon yaitu Ki Sirpa Nagasari menyerukan agar penyanyi kenamaan istana Pendekar Dangdutsejati untuk sesering mungkin bernyanyi didekat putri. Tapi hal ini didebat oleh yang lain, "wah jangan, takutnya nanti sang putri malahan tambah sakit dari "Ngambek" stadium 1 menjadi "Ngambek stadium 21/2 plus stress disorder" lebih berbahaya. Bagaimana kalau kita menundang pakar-pakar seksologi kenamaan, ujar salah satu peserta rapat, Ada pakar baru lho bernama Nyi Sri Kendiair. Lho ini sih nggak akan mengurangi masalah, malah akan menambah masalah, balas yang lain.

Bagaimana kalau putri lebih berkonsentrasi kepada hobi jadi nggak melulu memikirkan taman sari, usul Ki Djoko Baikpisan, seorang tetua istana yang memang berjiwa seni dan hobi tinggi. Sang putri kan bisa memilih apa mau berkebun bunga, melukis, ataupun memelihara burung. yang terakhir ini konon therapy yang manjur untuk menghilangkan stress. Bermain-main dengan burung nggak perlu setiap hari, beberapa hari sekali akan membuat pusing-pusing hilang dan wajah kembali ceria berseri.

Tiba-tiba Datuk Meringkik Kencangsekali mempunyai ide yang briliant. "Bagaimana bila kita kumpulkan para pendekar dan ksatria agar bisa melawan penyakit berbahaya ini dengan ilmu ajaib. Saya dengar-dengar sekarang ada ilmu kanuragan baru bernama ilmu Kuping Kawat Hati Besi". Ilmu yang pertama kali diperkenalkan oleh Ksatria ternama Gatot Kaca, Otot Kawat Tulang Besi ini telah dimodifikasi sedemikian rupa. Selain itu juga ada ilmu lainnya yaitu ilmu "Muka Tembok Jiwa Beton". Nah apabila putri telah mempunyai ilmu ini saya yakin jangankan penyakit ngambek atau ancaman berdarah. Ancaman penagih kartu kredit aja nggak bakalan lagi membuat putri sedih.

Semua peserta rapat rupanya setuju dengan usulan Datuk Meringkik itu. Maka secepat mungkin dikumpulkanlah para ksatria-ksatria dan pendekar dari seluruh penjuru kerajaan yang mempunyai ilmu-ilmu sakti nan ajaib itu. Maka hari itu ramai berkumpul para kawula ditaman sari untuk melihat para ksatria dan pendekar menurunkan ilmunya kepada sang putri dan juga para kawula lain yang berminat. Semua yakin apabila makin banyak kawula yang mempunyai ilmu ini, maka hal-hal aneh yang terjadi ditaman sari akhir-akhir ini akan menghilang dan taman sari menjadi kembali ramai, ceria dan bergejolak secara positif.

Dipojokkan Nyi Dch, Nyi dan ni lainnya sibuk bercuap-cuap sambil menonton keramaian yang terjadi. Tiba-tiba Ni Lea Lokakarya nyeletuk, "ancaman berdarah ityu keikk appaa siyy? nyang aye tau kalu berdarah-darah ityu cuiman pas malem pertama ayza". "Aduh Ni Lea bukannya berdarah yang itu", jawab Ni Mea Mekarsari. Ini hanya penggunaan gaya bahasa hiperbola "ancaman berdarah" kenyataannya sih nggak ada yang berdarah-darah lah. Pembicaraan pun berlanjut tambah seru tentang pengalaman berdarah disaat berdarah-darah setiap bulannya, yah pembicaraan khas para wanita lah. Nggak nyambung kan, yah itulah wanita, kita-kita senang ngobrol segala hal dari ngalor sampe ngidul.

Nyi Dch pun pamitan pada nyi dan ni lainnya untuk maju kedepan. Nyi Dch mau ikutan ngedaftar supaya bisa punya ilmu "Kuping Kawat Hati Besi dan Muka Tembok Jiwa Beton juga, soalnya akhir-akhir ini Nyi punya problem sama tukang sayur, tukang kreditan rantang dan kreditan kutang. Mereka nggak mau ngerti kalo Nyi belum bisa bayar dulu tagihannya, yah maklumlah dengan profesinya Ki Ch sebagai Pengasah keris para ksatria, ada saat-saatnya banyak pelanggan ada kalanya seret. Nyi sih udah ngusulin supaya Ki Ch juga coba melebarkan sayap usahanya, ya mungkin juga bisa sekalian ngasah pisau atau golok gitu.

Ok deh begitu dulu cerita Nyi kali ini yah. Tadi abis diturunin ilmu "Muka Tembok Jiwa Beton" muka nyi beneran kaku serasa tembok, mungkin karena nggak terbiasa...ya takes time lah untuk membiasakan diri dengan hal-hal yang baru. Buat kawula lain yang hari ini nggak sempat datang dan mendapatkan ilmu tersebut, jangan takut. Ilmu ini bisa ditransfer melalui jalur tehnologi canggih kok. Tinggal telepon 1-800, atau 2-1600 atau 3-2400 yah 3-2000 lah buat penglaris nih. Ayo ayo buruan deh telpon.

Komentar :

ada 5 komentar ke “Sang Putri dan Ancaman Berdarah”
Natya mengatakan...
pada hari 

hadiiiiiir

Jejen mengatakan...
pada hari 

Ngabsen nomer 2, sekalian ngabsenin Dewi Meong, Night, Bejan, Yuka, Sirpa, BurPit, PDD, Buto Ijo, de el el yg namanya nggak bisa disebutkan satu persatu entar ekke dower

Trace of Linda Cheang mengatakan...
pada hari 

Linda PT bilang : hadir juga, lho

Suika Cantik mengatakan...
pada hari 

alohaaaa

Sirpa mengatakan...
pada hari 

Sang Putri ternyata tidak gering, sebagaimana digorsipkan disekitar padepokan... ternyata sang Putri amat menyukai alunan lagu2 suguhan Penyanyi Dangdutsejati, bahkan sang Putri pun ikut goyang ngebor ....

Posting Komentar

 

Bilik Gemuruh (Chatroom)

Pelajaran SMP

Kokiers

HEADLINE NEWS
pengunjung sejak 29 April 09

Greeting