headlines

28 April 2009

Bukan Cuma Ngebut yang Bikin Benjut!

Fire - Yogyakarta

Jalan kampung kadang menjadi sarana nyidat (jalan pintas) bagi pengendara motor. Bisa karena menghindari kemacetan maupun momen (razia polisi). Tapi ada juga yang ketagihan untuk numpang lewat terus karena menikmati kemulusan jalan yang terpelihara (patungan warga kampung sekitar) bila jalan utama dihiasi kerusakan dan lubang.

Selain jalan kampung jadi padat, yang bikin jengkel warga adalah perilaku pengendara yang suka ngebut. Plang "Bukan jalan umum" di ujung jalan, sudah tak mempan lagi mencegah orang luar melintas. Jika sekedar plang "Jalan pelan-pelan" atau "Banyak anak-anak", tak digubris lagi. Maka perlu pasang plang peringatan yang lebih sangar lagi, dilengkapi dengan konsekuensinya. Semacam "Ngebut benjut" dilengkapi dengan gambar pukulan kasti atau plus gambar tengkorak. Entah apa sudah ada yang bemar-benar benjut karena ngebut di situ, saya sendiri tak berminat "memverifikasi" kebenaran dalam isi peringatan tersebut. Kepala nggak benjut saja masih sering salah membedakan antara bibirnya Angelina Jollie dengan Dorce, gimana kalo benjut karena digebuki.

Sebagian kampung melakukan tindakan preventif dengan memperkerjakan polisi tidur. Nah, mau tidak mau pengendara musti mengurangi kecepatan jika tidak mau jendul-jendul terus dan bila dipaksakan ngebut bisa ngguling atau nyasar di selokan. Jadi menggunakan mekanisme "self-service", silakan ngebut dan benjut sendiri. Kadang polisi tidurnya dalam jumlah yang overdosis, belum berapa meter, eh sudah ketemu lagi .... Ada juga yang konfigurasi polisi tidurnya cenderung "over acting" dengan ketinggian yang nggak kira-kira, akibatnya knalpot sejumlah mobil menjadi benjut karena terpaksa 'bercengkerama' dengan gundukan polisi tidur. Ada juga sih kawasan yang tak perlu polisi tidur, tapi kalo nekat ngebut tetep bisa benjut, lha soale polisine malah melek kabeh, he he he .... coba saja ngebut di dekat kompleks polisi atau kompleks tentara ...

Waktu SD, kepala benjut sering karena benturan waktu dolanan dengan kawan-kawan. Ketika sedang lari main betengan mau ngumpet ke balik tembok, eh dari balik tembok juga ada yang sedang lari ke sini. Akhirnya jadilah kami bertatap muka dalam arti yang sebenar-benarnya dengan sukses. Peristiwa jedugan bersejarah itu menghasilkan benjut di kepala masing-masing dengan skor akhir 1-1. Pulang sekolah langsung ngaca untuk memeriksa berapa besar perolehan benjut hari ini sambil mengelus-elusnya supaya lekas mengecil. Sepertinya besarnya benjut berbanding lurus dengan kecepatan lari. Untunglah benjut tersebut hanya masuk kategori benjut stadium satu sehingga beberapa hari saja sudah lenyap.

Suatu hari pulang sekolah, sedang duduk-duduk di depan jalan ke SD saya, serombongan anak nampak berhamburan mendekat. Sambil merunduk-runduk dan tangan menutupi kepala, mereka berteriak, "Awas ... tawon endhas .... tawon endhas ..." Langsung pada bubar nggak karuan. Setelah tenang dan tawonnya tak terlihat lagi, kok ada yang ngelus-elus kepalanya? Ternyata bukan karena dientup (sengat) tawon, tapi benjut kejedug gara-gara panik. Kurang tahu, ada tawon endhas (kepala), mengapa nggak ada tawon bokong ya? Pasti orang yang dikejar tawon tersebut berlarian sambil memegangi pantatnya masing-masing.

Kalo menginap di rumah famili saya suka berjalan-jalan di kebunnya yang ditumbuhi bermacam pohon. Ada kejadian yang membuat saya jadi lebih waspada, ketika tiba-tiba sebiji kelapa jatuh tepat di depanku. Untunglah nggak jadi ketiban kelapa, nanti kepalaku bisa benjut. Maklum kepalaku bukan dari tipe yang dilatih untuk memecahkan batu bata dan balok es. Ada yang masih ingat perbedaan antara kelapa dengan kepala? Keponakanku ketika sedang asyik-asyiknya belajar merangkak, sering sekali benjut karena nyeruduk ke sana-sini. Apalagi kalo main di bawah meja, sering kejedug (ada juga yang menyebutnya kejentos atau kedadug) terus mewek. Baru mereda tangisnya setelah dikeleki ibunya, hmmm ... mungkin itulah obat benjut yang manjur.

Saya sendiri sering kejedug ketika ngumpet di bawah tempat tidur karena dicari-cari kakak, dan mesti buru-buru kabur ketika kepergok. Saya paling jengkel ketika sedang mencari-cari sesuatu di bawah meja terus ada yang manggil dan ngagetin, soalnya seringnya kepala jadi kejedug.

Penyebab benjut lainnya adalah buru-buru ketika naik angkot. Sudah dikasih tahu kalo masuk angkot itu mesti nunduk dulu, lupa karena kemrungsung, jadinya kepala ketanggor di pintu angkot. Sakitnya sih tak seberapa, malunya itu loh .... Seandainya Shaquille O'Neal (atlet NBA) yang tingginya dua meteran itu tiap hari naik angkot, mungkin kepalanya bisa benjut-benjut karena probabilitas kejedugnya lebih tinggi. Ada benjut lainnya yang kerap bikin malu. Seperti iklan satu produk minuman, dimana karena jalan meleng maka ketanggor tiang listrik.

Ada juga di iklan pembersih kaca, yang sangking kinclongnya kaca nggak kelihatan dan bisa bikin kucing kejedug. Nah, kalo kasus 'benjut berhadiah' yang kedua ini, pernah bikin saya keki juga, untung habis itu tengak-tengok sekitar nggak ada yang memperhatikan. Kalo panjenengan pernah kejedug kaca sampe jidatnya benjol, itu bisa membuktikan tiap kali jalan jidatnya selalu lebih maju beberapa senti ketimbang hidung. Tapi kalo panjenengan kejedug kaca terus kacanya yang jebol, ya itu artinya keseringan latihan full-body-contact.

Terakhir, kepala kita berpotensi benjut kalo ngumpetin penitinya Mamak Zev, berani? Zinggg ....

Baiklah teman-teman, apalagi yang bisa membikin kepala benjut? IMHO & FYI GBU ASAP.

Komentar :

ada 2 komentar ke “Bukan Cuma Ngebut yang Bikin Benjut!”
Natya mengatakan...
pada hari 

hadiiiiir

Anonim mengatakan...
pada hari 

TAMPILAN ANEH

Posting Komentar

 

Bilik Gemuruh (Chatroom)

Pelajaran SMP

Kokiers

HEADLINE NEWS
pengunjung sejak 29 April 09

Greeting